Sabtu, 02 Oktober 2021

qomi2

Cabang iman 10-13, disebutkan dalam bait syair:

وَاحْبُبْ اِلَهَكَ خَفْ اَلِيْمَ عِقَابِهِ * وَلِرَحْمَةِ ارْجُ تَوَكَّلَنْ يَا مُسْلِمُ


Cintailah Tuhanmu, takutlah akan kepedihan siksa-Nya, berharaplah engkau akan rahmat Allah, dan bertawakallah benar-benar wahai orang muslim.
ذكر الناظم فى هذا البيت اربع شعب فقال على نسق ما مر والشعبة العاشرة حب الله تعالى  قال سهل علامة حب الله حب القرآن وعلامة حبهما حب النبي وعلامة حبها صلى الله عليه وسلم حب السنة وعلامة حبها حب الآخرة وعلامة حبها بغض الدنيا وعلامة بغضها أن لا يأخذ منها إلا زادا وبلغة إلى الآخرة.  وقال حاتم بن علوان قدس سره من ادعى ثلاثا بغير ثلاث فهو كذاب من ادعى حب الله تعالى من غير ورع عن محارمه فهو كذاب. ومن ادعى محبة النبي من غير محبة الفقر فهو كذاب ومن ادعى حب الجنة من غير إنفاق ماله فهو كذاب. وقال بعض العارفين إذا كان الإيمان في ظاهر القلب أحب الله تعالى حبا متوسطا فإذا دخل سويداء القلب أحبه الحب البالغ وترك المعاصي وبالجملة في دعوى المحبة خطر فلذلك قال الفضيل إذا قيل لك أتحب الله تعالى فاسكت فإنك إن قلت لا كفرت وإن قلت نعم فليس وصفك وصف المحبين

PeNadom menyebutkan 4 cabang iman dibait ini, maka ia berkata atas runtutan apa yang telah lalu. Cabang iman kesepuluh ialah Mencintai Allah
Imam Sahal berkata : "Tanda mencintai Allah adalah mencintai al-Quran. Tanda mencintai Allah dan al-Quran adalah mencintai Nabi Muhammad saw. Tanda mencintai Nabi Muhammad saw adalah mencintai sunnah (ucapan, tingkah laku, dan sikap) beliau. Tanda mencintai sunnah adalah mencintai akhirat. Tanda mencintai akhirat adalah membenci dunia (pujian orang, penampilan, kemewahan dan lain-nya). Tanda membenci dunia adalah tidak mempergunakan harta benda dunia kecuali sebagai bekal menuju akhirat."
Syeikh Hatim bin Alwan berkata: "Barang siapa mengaku tiga hal tanpa tiga hal lainnya, maka ia adalah pembohong:
1. orang yang mengaku mencintai Allah tanpa menjauhi larangan-Nya, maka ia itu pembohong.
2. orang yang mengaku mencintai Nabi Muhammad saw tanpa mencintai kefakiran, maka orang yang pembohong, dan
3. orang yang mengaku mencintai surga tanpa mau menyedekahkan hartanya. maka dia itu pembohong
Sebagian dari ahli makrifat berkata: "Jika iman seseorang berada di luar hati, maka ia akan mencintai Allah dengan kecintaan yang sedang. Jika iman seseorang telah masuk ke tengah hati, maka dia akan mencintai Allah dengan kecintaan yang sepenuhnya dan akan meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan."
Pada pokoknya mengaku cinta adalah menanggung resiko. Oleh karena itu Syeikh Fudlail bin Iyadl berkata: "Jika kamu ditanya apakah engkau mencintai Allah, maka diamlah! Karena sesungguhnya jika engkau mengatakan "tidak", maka engkau "kafir" dan jika mengatakan "ya", maka sifatmu bukanlah sifat dari orang-orang yang mencintai-Nya."

والشعبة الحادية عشرة الخوف من عذاب الله
وأقل درجات الخوف أن يمتنع عن المخطورات ويسمى ذلك ورعا فإن زادت قوته كف عما لا يتيقن تحريمه ويسمى ذلك تقوى فإذا انضم إليه التجرد للخدمة فصار لا يبنى ما لا يسكنه ولا يجمع ما لا يأكله ولا يلتفت إلى دنيا ويعلم أنها تفارقه ولا يصرف إلى غير الله تعالى نفسا من أنفاسه فهو الصدق ويسمى صاحبه صديقا ويدخل في الصدق التقوى ويدخل في التقوى الورع ويدخل في الورع العفة كذا قاله الغزالي في الإحياء

Cabang iman ke sebelas ialah Takut kepada siksa Allah, derajat takut yang paling minim adalah menahan diri dari hal-hal yang dilarang, yang dinamakan wara'. Jika kekuatan takut bertambah, maka akan menahan diri dari hal-hal yang tidak diyakini keharamannya; dan hal ini dinamakan takwa. Jika pada rasa takut tergabung usaha untuk memurnikan waktunya hanya semata untuk melayani Allah, sehingga tidak membangun rumah yang tidak akan ditempati selamanya, tidak mengumpulkan harta yang tidak akan dimakan, dan tidak menoleh kepada kesenangan dunia karena mengetahui bahwa dunia itu akan berpisah dengannya, sehingga tidak mempergunakan satu nafaspun selain untuk Allah, maka hal ini dinamakan shidqun atau jujur dan orangnya dinamakan shiddiq.
Jadi takwa termasuk dalam shidqun, wara' masuk dalam takwa, dan iffah (meninggalkan yang haram) masuk dalam wara'. Seperti itulah 
Menurut Imam al-Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumiddin, 
والشعبة الثانية عشرة الرجاء لرحمة الله تعالى  قال الله تعالى: قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لاتقنطوا من رحمة الله، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الفاجر الراجي لرحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط. وروي عن عمر عن زيد بن أسلم أن رجلا كان في الأمم الماضية يجتهد في العبادة ويشدد على نفسه ويقنط الناس من رحمة الله تعالى ثم مات فقال يارب مالي عندك فقال لك النار فقال يا رب فأين عبادتي واجتهادي فقال إنك تقنط الناس من رحمتي في الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتي. وحقيقة الرجاء هو ارتياح القلب لانتظاره ما هو محبوب عنده ولكن ذلك المحبوب المتوقع لابد وأن يكون بسبب فإن انخرمت أسبابه فهو الغرور والحمق وإن لم تكن الأسباب معلومة الوجود ولامعلومة الإنتفاء فهو التمني فإذا خطر ببالك موجود فيما مضى سمي تذكرا وإن كان ما خطر ببالك موجودا في الحال سمي وجدا وذوقا وإدراكا وإن كان قد خطر ببالك وجود شيئ في الإستقبال وقلب ذلك على قلبك سمي إنتظارا وتوقعا فإن كان المنتظر مكروها حصل منه ألم في القلب سمي خوفا وإشفاقا وإن كان محبوبا حصل من انتظاره لذة في القلب وإرتياح يسمى ذلك الإرتياح رجاء كذا في الإحياء. 
Canang iman ke12 ialah Mengharap rahmat Allah Ta'ala Dalam surat az-Zumar ayat 53 Allah swt berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلَى اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا اِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ


Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu sekalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Rasulullah saw bersabda:

اَلْفَاجِرُ الرَّاجِى لِرَحْمَةِ اللهِ تَعَالَى اَقْرَبُ اِلَى اللهِ تَعَالَى مِنَ الْعَابِدِ الْقَانِطِ


Orang durhaka yang mengharap rahmat Allah Ta'ala adalah lebih dekat kepada Allah Ta'ala dari pada ahli ibadah yang memutus harapan.
Diriwayatkan dari Umar, dari Zaid bin Aslam bahwa ada seorang laki-laki dari umat terdahulu yang giat beribadah dan memperberat dirinya dalam ibadah, sedangkan ia adalah orang yang memutuskan manusia dari rahmat Allah. Ketika laki-laki tersebut mati dan bertanya kepada Allah: "Ya Tuhanku, apakah bagianku di sisi-Mu?" Allah berfirman: "Bagianmu adalah neraka!" Laki-laki tersebut berkata: "Wahai Tuhanku, di manakah ibadah dan kesungguhanku?" Allah berfirman: "Engkau adalah orang yang memvonis manusia lain bahwa manusia lain itu putus dari rahmat-Ku di dunia, maka pada hari ini Aku memutuskan engkau dari rahmat-Ku!" dijelaskan bahwa hakekat "harapan" adalah kesenangan hati karena menanti sesuatu yang dicintai. Akan tetapi sesuatu yang dicintai itu harus dapat terjadi dan harus berdasarkan sebab. Jika sebabnya tidak ada, disebut "tipuan" dan "ketololan". Jika sebabnya tidak diketahui adanya atau tidak diketahui tidak adanya, disebut "angan-angan". Jika dalam hati kita tergerak keadaan sebab tersebut dalam waktu yang telah lampau, disebut "mengingat". Jika dalam hati kita tergerak keadaan sebab tersebut dalam waktu sekarang, disebut "menemukan" , "merasakan" dan menjumpai, Jika dalam hati kita tergerak keadaan dari sesuatu pada waktu yang akan datang, dan keadaan sesuatu tersebut sangat menguasai hati kita, maka disebut "menanti" dan "mengharap". Jika yang dinanti adalah sesuatu yang dibenci yang menghasilkan rasa sakit dalam hati, dinamakan "takut" atau "ketakutan". Jika yang dinanti adalah sesuatu yang dicintai yang menghasilkan kelezatan dan kesenangan, maka kesenangan tersebut disebut "harapan" atau roja'.
Seperti itu Dalam kitab Ihya' Ulumiddin.

والشعبة الثالثة عشرة التوكل  قال الله تعالى:فتوكلوا إن كنتم مؤمنين. والتوكل ثلاث درجات (الأولى) أن يكون حاله في حق الله تعالى وفي الثقة بكفالته وعنايته كحاله في الثقة بالوكيل (الثانية) أن يكون حاله مع الله تعالى كحال الطفل في حق أمه فانه لا يعرف غيرها ولايفزع إلى أحد سواها ولايعتمد إلا إياها فإن رآها تعلق بها في كل حال وإن نابه أمر في غيبتها كان أول سابق إلى لسانه يا أماه وأول خاطر على قلبه أمه فانه قد وثق بكفالتها وشفقتها ثقة تامة (الثالثة) أن يكون بين يدي الله في حركاته وسكانته مثل الميت بين يدي الغاسل لا يفارقه إلا أن يرى نفسه ميتا تحركه القدرة الأزلية كما تحرك يد الغاسل وهو الذي قوي إيمانه بأنه تعالى مجر للحركة وهذا أعلى الدرجات والأولى أدناه والثانية أقوى من الأولى. 
Cabang iman ke-13 ialah Tawakal
Dalam surat al-Ma'idah ayat 23 Allah swt berfirman yang antara lain sebagai berikut:

... وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

... dan hanya kepada Allah hendaknya kamu sekalian bertawakal, jika kamu sekalian benar-benar beriman.
tawakal terdiri dari tiga unsur, yaitu: 

Hal atau keadaan hati dari orang yang bertawakal terdiri dari tiga urutan tingkat:
Pertama : keadaan orang yang bertawakal mengenai hak Allah dan mengenai keyakinannya terhadap tanggungan dan pertolongan Allah swt seperti keadaan mengenai keyakinan hatinya kepada kemampuan seorang wakil yang menangani urusannya.
Kedua : keadaan orang yang bertawakal terhadap Allah swt seperti keadaan anak kecil terhadap ibunya Yaitu kondisi anak kecil yang tidak mengenal orang lain, selain ibunya. Tidak berlindung dari kesulitan kecuali kepada ibunya. Tidak bersandar dan tidak menggantungkan segala keperluannya kecuali kepada ibunya. Jika melihat ibunya niscaya dirangkulnya. Jika ada sesuatu yang menimpa dirinya sewaktu ibunya tidak ada, maka ucapan yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah,"Ibu!". Yang pertama kali tergerak dalam hatinya adalah ibunya. Sesungguhnya ia benar-benar telah yakin terhadap pemeliharaan dan kasih sayang ibunya dengan keyakinan yang penuh.
Ketiga : keadaan orang yang bertawakal terhadap Allah dalam setiap gerak dan diamnya seperti mayat di tangan orang yang memandikannya; ia tidak berpisah dengan Allah karena melihat dirinya bagaikan mayat yang digerakkan oleh kekuasaan Allah yang azali, seperti mayat yang digerakkan oleh tangan orang yang memandikannya. Inilah tingkat tawakal yang paling tinggi dari orang yang telah kuat iman dan keyakinannya bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Penggerak.
Yang ketiga ini adalah derajat yang paling tinggi, yang pertama yang paling rendahnya, dan yang kedua lebih kuat dari yang pertama.


Cabang iman 14-16 disebutkan dalam bait syair:

وَاحْبُبْ نَبِيَّكَ ثُمَّ عَظِّمْ قَدْرَهُ * وَابْخِلْ بِدِيْنِكَ مَا يُرَى بِكَ مَأْثَمُ


Cintailah nabimu, kemudian agungkan derajatnya; dan kikirlah dengan agamamu selama dilihat perbuatan dosa bagimu.

ذكر الناظم فى هذا البيت ثلاث شعب فقال على نسق ما مر والشعبة الرابعة عشرة
حب نبينا محمد صلى الله عليه وسلم
 قال رسول الله: لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه وماله وولده ووالده والناس أجمعين والمراد بالناس غير هؤلاء المذكورين من القرابة والمعارف والجيران والأصحاب وغيرهم وحب الرسول هو عين حب الله تعالى وكذلك حب العلماء والأتقياء لأن الله تعالى يحبهم وهم يحبونه وكل ذلك يرجع إلى حب الأصل فلا يتجاوزه إلى غيره فلا محبوب بالحقيقة عند ذوي البصائر إلا الله تعالى ولا مستحق للمحبة سواه. 
Penadhom menyebutkan 3 cabang iman di bait ini, maka dituturkan terhadap runtutan apa yang telah lalu, cabang iman ke-14 ialah Mencintai Nabikita Muhammad saw,
Nabi Muhammad saw bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى اَكُوْنَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ

Tiadalah salah seorang dari kalian beriman, sehingga aku lebih dicintai olehnya dari pada dirinya, hartanya, anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya. Manusia dalam hadits ini adalah selain orang-orang yang telah disebutkan, seperti kerabat, kenalan, tetangga, teman, dan lainnya. Mencintai Rasulullah saw adalah perwujudan dari mencintai Allah Ta'ala, demikian pula mencintai ulama dan orang-orang yang bertakwa, karena Allah Ta'ala mencintai mereka dan mereka juga mencintai Allah. Semua itu kembali kepada kecintaan yang asli dan tidak boleh melampauinya. Karena pada hakekatnya sama sekali tidak ada yang dicintai bagi orang-orang yang tajam pandangan mata hatinya kecuali Allah Ta'ala, dan sama sekali tidak ada yang berhak untuk dicintai kecuali Dia.

والشعبة الخامسة عشرة
تعظيم قدر نبينا محمد صلى الله عليه وسلم
 والتعظيم بأن يعرف علو قدره ويراعى الأدب عند ذكره وسماع إسمه وحديثه ويكثر الصلاة والسلام عليه ويعتني في إتباع سنته قال تعالى" لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبى

Cabang iman ke-15 ialah Mengagungkan derajat Nabi Muhammad saw, Mengagungkan derajat Nabi Muhammad saw berarti mengetahui ketinggian derajatnya, menjaga tatakrama dan sopan santun pada waktu menyebut nama beliau, dan mendengar nama serta hadits beliau, memperbanyak membaca salawat atas beliau, dan memusatkan perhatian dalam mengikuti sunnah beliau. Dalam suratal-Hujurat ayat 2 Allah swt berfirman:

يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَرْفَعُوْا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُوْا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian dari kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus pahala amalmu sedangkan kamu tidak menyadari.

والشعبة السادسة عشرة
البخل بدين الإسلام كأن يكون القتل والإدخال في النار أحب إليه من الدخول في الكفر ويعرف أن دينه أعز عليه من جميع أولاده وأمواله]. (حكي) أن عمر ابن عبد العزيز في وقت خلافته أرسل جماعة إلى الروم لأجل الغزو فانهزموا وأسر عشرون شخصا منهم وأمر قيصر الروم واحدا منهم أن يدخل في دينه ويعبد الصنم وقال إن دخلت في ديني وسجدت للصنم أجعلك أميرا في بلدة عظيمة وأعطك العلم والخلع والكؤوس والبوق وإن لم تدخل في ديني أقتلك وأضرب عنقك بالسيف فقال لا أبيع الدين بالدنيا فأمر بقتله فقتل في الميدان وضرب عنقه بالسيف فدار رأسه في الميدان وكان يقرأ هذه الآية: يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي. فغضب قيصر وأخذ الثاني وقال ادخل في ديني أجعلك أميرا في مصر كذا وإلا أقطع عنقك كما قطعت عنق صاحبك فقال لا أبيع الدين بالدنيا فإن كان لك ولاية قطع الرأس فليس لك ولاية قطع الإيمان فأمر بقطع رأسه فقطع ودار كما دار رأس صاحبه ثلاث مرات وكان الرأس يقول هذه الآية: فهو في عيشة راضية في جنة عالية قطوفها دانية. فوقف عند رأس الأول فغضب قيصر غضبا شديدا وأمر أن يأخذ الثالث وقال ما تقول أنت هل تدخل في ديني وأجعلك أميرا فأدركته الشقاوة وقال دخلت في دينك واخترت الدنيا على الآخرة فقال قيصر لوزيره اكتب له مثالا واعطه خلعا وكؤوسا وعلما فقال وزيره يا ملك كيف أعطيه بغير تجربة فقال الوزير قل له إن كنت صادقا في كلامك فاقتل رجلا من أصحابك نصدق كلامك فأخذ الملعون واحدا من أصحابه فقتله فأمر الملك الوزير أن يكتب له المثال فقال الوزير للملك هذا ليس من العقل أن تصدق كلامه فانه ما رعى حق أخيه الذي ولد معه ونشأ معه فكيف يرعى حقنا فأمر بقتله فقطع رأسه ودار في الميدان ثلاث مرات وكان الرأس يقرأ هذه الآية: أفمن حق عليه كلمة العذاب أفأنت تنقذ من في النار. فوقف في طرف الميدان ولم يحضر عند الرأسين فصار إلى عذاب الله نعوذ بالله من الضلال.

Cabang iman ke-16 ialah Bakhil terhadap agama Islam, Bakhil terhadap agama berarti lebih senang dibunuh dan dimasukkan ke dalam api dari pada menjadi orang kafir, dan menyadari bahwa agama Islam adalah jauh lebih mulia dari pada semua harta dan anak-anaknya.
(Diceritakan) bahwa Umar bin Abdul Aziz pada waktu menjabat sebagai kepala negara telah mengirimkan sepasukan tentara untuk melawan serangan tentara Romawi. Dalam peperangan tersebut 20 orang tentara muslim ditawan oleh pasukan Romawi. Kaisar Romawi memerintahkan salah seorang dari tentara muslim yang ditawan untuk meninggalkan agama Islam dan memeluk agama kekaisaran Romawi serta menyembah berhala,
Kaisar romawi berkata: Hai orang muslim, jika kamu mau memeluk agamaku dan menyembah berhala, maka kujadikan kamu sebagai kepala pemerintahan di daerah yang besar. Aku akan memberimu: bendera, pakaian bagus, gelas piala, dan terompet. Jika kamu tidak mau masuk agamaku, maka aku akan membunuh dan memenggal lehermu dengan pedang. Salah seorang Tawanan itu menjawab : Aku tak akan menjual agama dengan harta benda dunia. Kaisar lalu memerintahkan untuk membunuhnya. Tawanan tersebut dibawa ke alun-alun dan dipenggal lehernya dengan pedang. Setelah lehernya putus, kepalanya berputar mengelilingi alun-alun sambil membaca ayat al-Quran, al-Fajr 30:

يَآ اَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِى اِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِى فِى عِبَادِى وَادْخُلِى جَنَّتِى


Wahai jiwa yang tenang, kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridlai-Nya. Masuklah dalam kelompok hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Kaisar makin marah dan memerintahkan untuk mengambil tawanan yang kedua.
Kaisar berkata: Masuklah ke agamaku, nanti kau kujadikan kepala pemerintahan di kota Anu. Jika engkau menolak, maka akan kupotong lehermu seperti kupotong leher temanmu.
Tawanan kedua itu menjawab: Aku tidak akan menjual agama dengan harta benda dunia. Jika kamu mempunyai kekuasaan untuk memotong leherku, maka kamu tidak memiliki kekuasaan untuk memotong imanku. Kaisarpun memerintahkan untuk memotong lehernya. Setelah putus, kepalanya berputar mengelilingi alun-alun tiga kali seperti kepala temannya sambil membaca ayat al-Quran, al-Haqqah 21-23:

فَهُوَ فِى عِيْشَةٍ رَاضِيَةٍ فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ

 Maka dia telah berada dalam kehidupan yang diridlai, yaitu dalam surga yang tinggi, yang bebuahannya terjangkau. 
Dan kepala orang kedua itu terhenti di sisi kepala orang yang pertama.
Kaisar makin menjadi sangat marah, dan memerintahkan untuk mengambil tawanan yang ketiga, 
Kaisar berkata : Apa yang akan kau katakan? Apakah engkau mau masuk agamaku dan akan kujadikan engkau seorang kepala pemerintahan?. Tawanan yang ketiga itu mendapat nasib celaka
Tawanan ketiga itu menjawab: Aku mau masuk agamamu dan memilih dunia dari pada akhirat.
Kaisar berkata kepada menteri : Menteri, buatkan surat keputusan untuk tawanan ini. Berikan kepadanya pakaian, gelas piala, dan bendera.
Menteri itu menjawab : Baginda Kaisar, katakanlah kepadanya: "Jika engkau orang yang jujur dalam ucapanmu, bunuhlah salah seorang dari temanmu, agar kami dapat mempercayai omonganmu."
Tawanan terkutuk itu mengambil salah seorang temannya dan membunuhnya di hadapan Kaisar Romawi.
Kaisar: Menteri, buatkan untuk dia SK Pengangkatan.
Menteri: Baginda Kaisar, hal ini tidak masuk akal bila Baginda membenarkan omongannya. Tawanan ini sudah tidak mau lagi memelihara hak saudaranya yang dia lahir dan dibesarkan bersamanya. Bagaimanakah dia akan dapat memelihara hak kita?
Kemudian Kaisar Romawi memerintahakan untuk memenggal leher tawanan yang celaka tersebut. Setelah lehernya putus, kepalanya berputar mengelilingi alun-alun sambil membaca ayat al-Quran, az-Zumar 19:

اَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ اَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِى النَّارِ ؟


Apakah kamu hendak mengubah nasib orang-orang yang telah pasti ketentuan adzab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang-orang yang berada dalam api neraka?
Kepala tawanan yang terkutuk tersebut berhenti di ujung alun-alun dan tidak berkumpul dengan kedua kepala temannya. Dia kembali menuju siksa Allah. Semoga Allah melindungi kita sekalian dari kesesatan.

Selanjutnya klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terjemah kitab kuning

Taqrib tengah Safinatun naja   Fathul muin Nashoihul ibad Syarah sittin Jurumiah Riyadul badiah Ta'limul muta...