Jumat, 13 September 2019

Akhlaq 2

17.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ اِخْوَتِهِ

1.إِخْوَتُكَ وَأَخَوَاتُكَ أَقْرَبُ النَّاسِ إِلَيْكَ، بَعْدَ وَالِدَيْكَ، فَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ يَفْرَحَ مِنْكَ أَبُوْكَ وَأُمُّكَ، فَتَأَدَّبْ مَعَهُمْ: بِأَنْ تَحَتَرِمَ أَخَاكَ الْكَبِيْرَ،وَأُخْتَكَ الْكَبِيْرَةَ،  وَتُحِبَّهُمَا مَحَبَّةً صَادِقَةً، وَتَتَّبِعَ نَصَائِحَهُمَا، وَأَنْ تَرْحَمَ أَخَاكَ الصَّغِيْرَ، وَأُخْتَكَ الصَّغِيْرَةَ، وَتُحِبَّهُمَا أَيْضًا مَحَبَّةً صَحِيْحَةً، وَأَنْ لَاتُؤْذِيَهُمَا بِالضَّرْبِ أَوِالشَّتْمِ، وَلَا تَتَقَاطَعَ مَعَهُمَا، أَوْ تُغَيِّرَلُعْبَتَهُمَا، لِأَنْ ذَالِكَ يُغْضِبُ وَالِدَيْكَ. 2.وَكَذَالِكَ لَا تَتَنَازَعْ مَعَ أَخِيْكَ أَوْ أُخْتِكَ، عَلَى دُخُوْلِ حَمَامٍ، أَوْ عَلَى لُعْبَةٍ، أَوْ عَلَى الْجُلُوْسِ عَلَى الْكُرْسِيِّ، اَوعَلَى شَيْءٍ آخَرَ، وَعَلَيْكَ أَنْ تَصْبِرَ وَتَتَنَازَلَ دَائِمًا، فَهَذَا مِمَّا يُفَرِّحُ  وَالِدَيْكَ، وَيُسَبِّبُ رِضَاهُمَا. 3.سَامِحْ أَخَاكَ إِذَاغَلِطَ، وَأَظْهِرْ لَهُ غَلَطَهُ بِلَطَافَةٍ، لِئَلَّايَغْلَطَ مَرَّةً أُخْرَى، وَاْبْتَعِدْ عَنْ كَثْرَةِ الْمِزَاحِ، لِأَنَّهَا تُسَبِّبُ الْحِقْدَ وَالْمُخَاصَمَةَ

آداب الولد مع اخوته

Adab seorang anak lelaki bersama saudara-saudaranya

●Saudara-saudaramu yang laki-laki maupun yang perempuan adalah orang yang paling terdekat kepadamu setelah kedua orang tuamu. Maka apabila engkau ingin bapak dan ibumu bahagia terhadapmu maka beradablah kepada mereka (saudara2), denga cara engkau hormati saudara laki-lakimu yang besar dan saudara perempuanmu yang besar pula, kau cinta keduanya dengan kecintaan yang tulus, kau ikuti nasihat-nasihatnya, kau sayangi saudara laki-lakimu yang kecil dan saudara perempuanmu yang kecil , kau cintai juga keduanya dengan kecintaan yang benar, dan janganlah kau menyakiti keduanya dengan pukulan atau mencelanya, dan juga jangan saling menyakiti, atau mengganggu permainan keduanya, karena hal tersebut akan membuat murka kedua orang tuamu .

●Dan begitu juga janganlah kamu bertengkar kepada saudara laki-lakimu atau saudara perempuanmu dalam urusan masuk kekamar mandi atau dalam bermain atau dalam masalah tempat duduk atau dalam perkara lainnya. Engkau wajib bersabar dan mengalahlah selalu. Maka hal ini termasuk perkara yang dapat membuat kedua orang tuamu bahagia dan menyebabkan keridhoan keduanya.

●Maafkanlah saudaramu ketika ia marah, nampakkanlah kelembutanmu kepadanya ketika ia marah, agar ia tidak marah lagi, jauhilah dari banyak bercanda karena hal itu menyebabkan kedengkian dan permusuhan.

18.اَلْأَخَوَانِ الْمُتَحَابَّانِ

عَلِيٌّ وَأَحْمَدُ أَخَوَانِ مُتَحَابَّانِ: يَذْهَبَانِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ مَعًا، وَيَرْجِعَانِ مِنْهَا سَوِيًّا، وَيَتَعَاوَنَانِ عَلَى أَدَاءِ وَاجِبَاتِهِمَا: فَيُطَالِعَانِ دُرُوْسَهُمَا فِى الْمَنْزِلِ وَ فِى الْمَدْرَسَةِ، وَيَلْعَبَانِ وَقْتَ اللَّعَبِ مَعًا. وَفِي يَوْمٍ مِنَ الْأَيَّامِ اْشْتَرَى عَلِيُّ نُسْخَتَيْنِ، مِنْ كِتَابِ: (أْلْأَخْلَاقِ لِلْبَنِيْنَ)، فَسَأَلَ أَبَاهُ قَائِلًا: يَا أَبِى، تَفَضَّلْ أَخْبِرْنِي: أَيْنَ أَخِي أَحْمَدُ؟ فَإِنِّى أُرِيْدُ أَنْ أُهْدِيَ إِلَيْهِ نُسْخَةً مِنْ هَذِا الْكِتَابِ، فَفَرِحَ أَبُوهُ جِدَّا، وَأَخْبَرَهُ بِأَنْ أَخَاهُ فِي حُجْرَةِ الْمُطَالَعَةِ. فَذَهَبَ عَلِيٌّ مُسْرِعًا إِلَى الْحُجْرَةِ، فَإِذَا أَخُوْهُ يُرَاجِعُ دُرُوْسَهُ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَنَاوَلَهُ النُّسْخَةَ، وَهُوَ مُبْتَسِمٌ مَسْرُوْرٌ، فَتَقَبَّلَهَا أَحْمَدُ، شَاكِرًا لِأَخِيْهِ، عَلَى هَدِيَّتِهِ الثَّمِيْنَةِ. ثُمَّ قَدَّمَ أَحْمَدُ لِأَخِيْهِ عَلِيٍّ، صُنْدُوْقًا لَطِيْفًا لِحِفْظِ الْمَرَاسِمِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: وَهَذِهِ هَدِيَّتِى لَكَ، يَاأَخِى الْعَزِيْزَ، فَسُرَّعَلِيٌّ كَثِيْرًا مِنْ أَخِيْهِ، وَفَرِحَ بِالصُّنْدُوْقِ، وَشَكَرَهُ عَلَيْهِ. وَلَمَّا سَمِعَ الْأُسْتَاذُ بِقِصَّتِهِمَا، فَرِحَ مِنْهُمَا غَايَةَ الْفَرَحَ، وَمَدَحَهُمَا أَمَامَ التَّلَامِيْذِ، وَقَالَ: أُنْظُرُوْا أَيُّهَاالْأَوْلَادُ إِلَى عَلِيٍّ وَأَحْمَدَ، مَاأَسْعَدَهُمَا، فَكُوْنُوْا جَمِيْعًا مِثْلَ هَذَيْنِ الْأَخَوَيْنِ، لِتَعِيْشُوْا فِي سَعَادَةٍ وَهَنَاءٍ.

18.الأخوان المتحابان

dua saudara yang saling mencintai

●Ali dan ahmad adalah dua orang bersaudara yang saling mencintai, keduanya pergi kesekolah bersama, pulang darinya pun bersama-sama pula. Keduanya saling bantu-membantu didalam mengerjakan tugas rumahnya (PR), kedua juga mempelajari pelajaran-pelajarannya dirumah maupun disekolah. Dan keduanya pun bermain diwaktu bermain  bersama-sama.

●Pada suatu hari, ali membeli 2 buah naskah (buku) dari kitab akhlaq lil banin. Kemudian ia bertanya kepada ayahnya, “ Wahai ayahku, bisakah engkau memberitahuku dimana saudaraku ahmad? Sungguh, aku ingin menghadiakan kepadanya 1 naskah dari kitab ini”. (setelah mendengar hal tersebut) ayahnya senang sekali, kemudian ia memberitahu pada ali bahwa saudaranya berada diruang belajar.

●Maka ali pergi dengan segera menuju kamar. Tiba-tiba ia mendapati saudaranya sedang mengulang-ngulang pelajarannya. Kemudian ali mengucapkan salam padanya, dan memberikan kepada ahmad naskah itu dan ahmad dalam keadaan tersenyum gembira, ahmad menerima pemberiannya itu dalam keadaan bersyukur kepada saudaranya atas hadiahnya yang berharga.

●Kemudian ahmad juga memberikan kepada saudaranya ali sebuah kotak yang lembut untuk menyimpan gambar. Dan ia berkata, “ ini adalah hadiahku untukmu wahai saudaraku yang mulia,” maka ali sangat bahagia tersebab saudaranya dan ia bahagia dengan kotak itu dan berterimakasih padanya.

●Ketika gurunya mendengar kisah keduanya, ia pun ikut berbahagia dengan sangat bahagia dan memuji keduanya dihadapan murid-murid yang lain. Dan berkata, “ Lihatlah wahai anak-anak kepada ali dan ahmad, alangkah berbahagianya keduanya, jadilah kalian semua seperti 2 saudara ini, agar kalian hidup dalam kebahagiaan dan kegembiraan.
19.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ اَقَارِبِهِ

1.أَلْوَلَدُ الْعَاقِلُ الْمَحْبُوْبُ يَحْتَرِمُ أَقَارِبَهُ: مِثْلَ الْجَدِّ وَالْجَدَّةِ، وَالْعَمِّ وَالْعَمَّةِ، وَالْخَالِ وَالْخَالَةِ، وَيُحِبُّهُمْ كَثِيْرًا، لِأَنَّهُمْ يُحِبُّوْنَهُ أَيْضًا، وَيُحِبُّوْنَ وَالِدَيْهِ. 2.وَيُرْضِى أَقَارِبَهُ دَائِمًا: بِأَنْ يَمْتَثِلَ أَوَامِرَهُمْ، وَيَزُوْرَهُمْ وَقْتًا بَعْدَ وَقْتٍ، خُصُوْصًا فِي الْأَعْيَادِ، أَوْإِذَا مَرِضَ أَحَدَهُمْ، أَوْ وُلِدَلَهُ مَوْلُوْدٌ، أَوْقَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، وَأَنْ يَفْرَحَ إِذَا فَرِحُوْا، وَيَحْزَنَ إِذَا حَزِنُوْا وَلَايُسِئُى الْأَدَبَ، إِلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ، لِأَنَّ ذَالِكَ يُغْضِبُ اللهَ، وَيُغْضِبُ وَالِدَيْهِ وَأَقَارِبَهُ. 3.يُحِبُّ الْوَلَدُ الْعَاقِلُ أَيْضًا: أَوْلَادَ أَقَارِبِهِ، فَيَلْعَبُ مَعَهُمْ، وَيَسْأَلُ عَنْهُمْ إِذَا لَمْ يَرَهُمْ، وَلَا يَسْتَرِيْحُ فِي وَقْتِ النُّزْهَةِ، إِلَّا إِذَا تَنَزَّهَ مَعَهُمْ، وَيُحِبُّ أَنْ يُسَاعِدَهُمْ إِذَا اْحْتَاجُوْا إِلَى شَيْءٍ، وَلِا يُخَاصِمَهُمْ اَوْيُقَاطِعَهُمْ، أَوْيُعَبِّسَ فِي وُجُوْهِهِمْ، بَلْ يَبْتَسِمَ وَيَفْرَحَ إِذَا صَادَفَهُمْ، وَيَتَكَلَّمَ مَعَهُمْ بِكَلَامٍ جَمِيْلٍ. 4.أَلْوَلَدُ الَّذِيْ يُحْسِنُ إِلَى أَقَارِبِهِ، يَعِيْشُ مُسْتَرِيْحًا، وَيُكَثِّرُ اللهُ رِزْقَهُ، وَيُطَوِّلُ عُمْرَهُ

آداب الولد مع اقاربهِ

Adab anak laki-laki terhadap kerabatnya

●Seorang anak yang berakal yang dicintai itu selalu menghormati kerabat-kerabatnya (orang-orang terdekat), seeperti kakek, nenek, paman, bibi (dari pihak ayah) dan paman dan bibi (dari pihak ibu). Dan ia pun mencintai mereka dengan sangat cinta karena bahwasanya mereka pun mencintainya juga dan mencintai kedua orang tuanya.

●(seorang anak yang berakal yang dicintai itu juga) senang kepada kerabat-kerabatnya selalu , dengan cara melaksankan segala perintah-perintah mereka, mengunjungi mereka sesekali waktu, khususnya membesuk, ketika salah seorang dari mereka sakit, atau melahirkan seorang bayi atau datang dari perjalanan jauh. Ia akan bahagia apabila kerabatnya bahagia, ia pun akan sedih apabila kerabatnya sedih. (anak tadi) tidak akan buruk adabnya kepada salah seorang dari mereka, karna hal itu dapat membuat Allah murka dan membuat murka orangtuanya dan kerabatnya juga.

●Seorang anak yang berakal juga akan mencintai anak-anak dari kerabat mereka, serta suka bermain bersama mereka, dan menanyakan mereka apabila ia tidak melihat mereka. Ia tidak beristirahat diwaktu tamasya kecuali ia bertamasya bersama mereka. Dan ia suka menolong mereka apabila mereka membutuhkan sesuatu, dan tidak bertengkar dengan mereka dan tidak menyakiti mereka, ia pun  juga tidak memasang muka masam terhadap mereka  akan tetapi ia akan tersenyum dan senang apabila menjumpai mereka, dan berbicara dengan mereka dengan perkataaan yang indah.

●Seorang anak yang berbuat baik kepada kerabatnya akan hidup dalam keadaan nyaman, Allah SWT perbanyak rizqinya dan dipanjangkan umurnya.

20.مُصْطَفَي وَ قَرِيبُهُ يَحْيَي

مُصْطَفَى وَلَدٌ غَنِيٌّ، لَكِنَّهُ مُتَوَاضِعٌ أَدِيْبٌ، لَايَتَكَبَّرُعَلَى أَحَدٍ، وَيُحِبُّ أًنْ يُسَاعِدَ الْمُحْتَاجِيْنَ، وَلَا سَيَّمَا إِذَا كَانُوْا مَنْ أَقَارِبِهِ. وَذَاتَ يَوْمٍ، رَآى مُصْطَفَى قَرِيْبَهُ يَحْيَى، وَهُوَاْبْنُ عَمِّهِ، يَلْبَسُ ثَوْبًا مُمَزَّقًا، فَرَقَّ لَهُ قَلْبُهُ، وَذَهَبَ مُسْرِعًا إِلَى مَنْزِلِهِ، وَأَخَذَ مِنْهُ ثَوْبًا جَدِيْدًا، فَسَلَّمَهُ إِلَى يَدِهِ قَائِلًا: تَفَضَّلْ يَااْبْنَ عَمِّى الْمَحْبُوْبَ، إِقَبَلْ مِنِّى هَذِهِ الْهَدِيَّةَ، فَقَبِلَهَا وَعَيْنَاهُ مَمْلُوْءَتَانِ بِالدُّمُوْعِ، فَرَحًا وَسُرُوْرًا، وَشَكَرَهُ كَثِيْرًا عَلَى إِحْسَانِهِ. لَمَّا عَلِمَ وَالِدُ مُصْطَفَى، بِهَذِهِ الْقِصَّةِ، سُرَّمِنْهُ غَايَةَ اْلسُّرُوْرِ، عَلَى مُسَاعَدَةِ لِقَرِيْبِهِ، وَمَدَحَهُ عَلَى حُسْنِ أَخْلَاقِهِ.

مصطفي و قريبه يحيي

Mustofa dan kerabatnya yang bernama yahya

●Mustofa adalah anak yang kaya, akan tetapi ia seorang yang rendah hati serta beradab, ia tidak sombong kepada siapapun, dan ia suka menolong orang-orang yang memiliki hajat, terutama apabila mereka itu kerabatnya.

●Pada suatu hari, mustofa melihat kerabatnya yahya, ia merupakan anak pamannya, ia (yahya) mengenakan pakaian yang sobek-sobek, sehingga hati mustofa menjadi sedih, kemudian ia pergi bergegas kerumahnya dan mengambil pakaian baru untuk diberikan kepada yahya, Kemudian ia menyerahkanna ketangannya(yahya) seraya berkata, “ silahkan wahai anak pamanku yang tercinta, ku mohon terimalah hadiah dariku ini,” kemudian ia menerimanya dan mata nya penuh dengan air mata karena bahagia dan gembira, kemudian ia berterimakasih banyak atas kebaikan nya (musthofa),

●Ketika orang tua mustofa mengetahui kisah tersebut, ia menjadi sangat sangat bahagia, atas pertolongan mustofa kepada kerabatnya, dan orang  tuanya memuji mustofa atas akhlaqnya yang baik.
21.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ خَادِمِهِ

1.خَادِمُكَ هُوَالَّذِى يَشْتَغِلُ فِي بَيْتِكَ: يُرَتِّبُ أَثَاثَهُ، وَيُنَظِّفُ سَاحَتَهُ، وَيَكْنُسُ قَاعَتَهُ، وَيَأْمُرُهُ أَبُوْكَ فِي حَاجَاتِهِ، وَكَذَالِكَ خَادِمَتُكَ، فَهِيَ الَّتِى تَطْبَخُ طَعَامَكَ، وَتَغْسِلُ مَلَابِسَكَ، وَتُسَاعِدُ أُمَّكَ فِي أَشْغَالِهَا،وَتَذْهَبُ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى السُّوْقِ.
2.فَيَجِبُ عَلَيْكَ أَنْ تَسْتَعْمِلَ اْلْأَخْلَاقَ الْحَسَنَةَ مَعَ الْخَادِمِ وَالْخَادِمَةِ، فَإِذَا أَمَرْتَ أَحَدَهُمَا بِشَيْءٍ، فَكَلِّمْهُ بِكَلَامٍ لَطِيْفٍ، وَلَا تُؤْذِهِ أَوْتَتَكَبَّرْعَلَيِهِ، وَإِذَا غَلِطَ فَلَا تَنْهَرْهُ، بَلْ نَبِّهْهُ عَلَى غَلَطِهِ بِرِفْقٍ، وَسَامِحْهُ، وَإِذَا غَلِطْتَ فَقُلِ الْحَقِيْقَةَ، وَلَا تَنْسُبِ الْغَلَطَ إِلَى الْخَادِمِ.
3.وَإِذَا دَعَوْتَهُ فَلَمْ يُجِبْكَ حَالًا، فَلَا تَغْضَبْ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ رُبَّمَا لَمْ يَسْمَعْ صَوْتَكَ، وَكَذَالِكَ إِذَا أَمَرْتَهُ بِشَيْءٍ فَأَبْطَأَ، فَلَا تَعْجَلْ فِي عِتَابِهِ، فَرُبَّمَا هُوَ مَعْذُوْرٌ، وَاْحْذَرْ أَنْ تَضْرِبَهُ، أَوْ تَشْتِمَهُ، أَوْ تَبْصُقَ فِي وَجْهِهِ، فَلَا يَعْمَلُ ذَالِكَ إِلَّاالْوَلَدُ السَّيِّءُالْأَخْلَاقِ، الَّذِيْ يُبْغِضُهُ جَمِيْعُ النَّاسِ.
4.لَاتَجْلِسْ مَعِ الْخِادِمِ، وَلَا تُكَلِّمْهُ إِلَّا بِقَدْرِ الْحَاجَةِ، وَلَا تَمْزَحْ مَعَهُ، كَيْلَا يَتَجَرَّأَ عَلَيْكَ، أَوْ تَسْمَعَ مِنْهُ كَلَامًا غَيْرَ لَائِقٍ

آداب الولد مع خادمهِ

Adab seorang anak kepada pembantunya

●Pembantumu adalah orang yang sibuk dirumahmu, ia merapikan perkakas rumah, membersihkan halamannya, menyapu lantainya juga. Ayahmu juga menyuruhnya dalam urusan hajat keperluannya. Begitu juga pembantu perempuanmu, ia sering memasak makananmu, mencuci pakaianmu, membantu ibumu dalam kesibukannya, ia pun pergi kepasar setiap hari.

●Maka wajib bagimu menggunakan akhlaq yang baik kepada pembantu laki-laki maupun perempuan. Apabila engkau memerintah salah seorang dari keduanya akan sesuatu, maka berbicaralah dengan perkataan yang lembut, jangan menyakitinya atau engkau sombong terhadapnya, apabila ia melakukan kesalahan maka jangan engkau membentaknya, akan tetapi ingatkanlah ia atas kesalahannya dengan lemah lembut dan maafkanlah ia. Dan apabila engkau yang bersalah maka katakanlah kebenaran (artinya jangan berdusta), jangan kau nisbatkan (sandarakan) kesalahan itu kepada pembantumu.

●Dan apabila engkau memanggilnya kemudian ia tidak menjawab panggilanmu pada saat itu (segera) maka janganlah kau marah kepadanya, karena terkadang ia tidak mendengar suaramu. Begitu juga ketika engkau memerintahkannya akan sesuatu kemudian ia terlambbat, maka janganlah engkau terburu-buru untuk menghukumnya, karena terkadang ia dalam kondisi udzur. Berhati-hatilah dari memukulnya atau mencelanya, atau (jangan sampai engkau) meludahi wajahnya, sebab tidak ada yang berlaku seperti itu melainkan anak yang buruk akhlaqnya yang dibenci oleh seluruh manusia.

●Janglah engkau duduk bersama pembantumu, jangan pula berbicara kepadanya kecuali sekedar keperluan, jangan pula bercanda bersamanya, agar ia tidak berlaku berani (tidak sopan) kepadamu, (bahasa betawinya : ngelunjak). Atau janganlah engkau mendengarkan perkataan yang tidak layak darinya.
22.اَلْوَلَدُ الْمُؤْذِى

كَانَ لِأَحَدِ اْلْأَغْنِيَاءِ وَلَدٌ شَرِسُ الْأَخْلَاقِ، فَخُوْرٌ بِنَفْسِهِ، مُوْلَعٌ بِإِيذَاءِ غَيْرِهِ، وَلَا سِيَّمَا الْخَدَمُ. وَكَمْ نَصَحَهُ أَبُوْهُ، وَلَكِنَّهُ لَمْ يَسْمَعْ نَصِيْحَتَهُ، وَذَاتَ مَرَّةٍ قَالَ لَهُ أَبُوْهُ: اْسْمَعْ يَا بُنَيَّ: كَمَا لَا تُيِبُّ أَنْ يُؤْذِيَكَ أَحَدٌ، فَلَا تُؤْذِ غَيْرَكَ، لِأَنَّ الْإِيذَاءَ قَبِيْحٌ جِدًّا، وَيَدُلُّ عَلَى سُوْءِ التَّرْبِيَةِ، وَاْحْذَرْ كُلَّ الْحَذَرِ أَنْ تُهِيْنُ الْأَخْدَامَ، وَتَتَكَبَّرَ عَلَيْهِمْ، فَهُمْ بَشَرٌ مِثْلُنَا، وَيَشْعُرُوْنَ مِثْلَ شُعُوْرِنَا. لَمَّا سَمِعَ الْوَلَدُ نَصِيْحَةَ أَبِيْهِ، فِي هَذِهِ الْمَرَّةِ، تَأَثَّرَبَهَا كَثِيْرًا، وَتَابَ مِنْ عَادَتِهِ الْقَبِيْحَةِ، وَصَارَطَيِّبَ الْأَخْلَاقِ: يَرْحَمُ الْأَخْدَامَ وَلَا يُؤْذِيْهِمْ.

الولد المؤذى

Anak yang suka menyakiti orang lain

●Dahulu, ada seorang orang kaya raya yang memiliki anak yang jelek akhlaqnya, ia selalu menyombongkan dirinya, suka menyakiti orang lain, terutama kepada pembantu.

●Sudah berapa kali dinasihati ayahnya akan tetapi ia tidak mendengarkan nasihatnya. Pada suatu hari, ayahnya berkata padanya : “Dengarlah wahai anakku yang tersayang, sebagaimana kau tidak suka orang lain menyakitimu, maka janganlah kau sakiti orang lain, karena menyakiti orang adalah perbuatan yang buruk sekali, hal itu menunjukkan atas buruk pendidikannya, waspadalah engkau dengan segenap kewaspadaan jangan sampai engkau menghina seorang pembantu, jangan kau sombong kepada mereka, karena mereka juga manusia sepert kita, mereka punya perasaan seperti perasaan kita. “

▪Ketika anak tersebut mendengar nasihat ayahnya kali ini ia terpengaruh dengan nasehat tersebut. Kemudian ia bertaubat kebiasaan buruknya, dan akhlaqnya menjadi baik, ia menyayangi pembantunya dan tidak menyakitinya
23. آدَبُ الْوَلَدِ مَعَ جِيْرَانِهِ

1. أَبُوْكَ وَأُمُّكَ يُحِبَّانَ جِيْرَانَهُمَا، وَيُحِبَّانِ مِنْكَ أَنْ تُحِبَّهُمْ أَيْضًا: لِأَنَّهُمْ يُسَاعِدُوْنَ وَالِدَيْكَ وَقْتَ الْحَاجَةِ، فَأُمُّكَ قَدْ تَسْتَعِيْرُ مِنْهُمْ بَعْدَ الْأَدَوَاتِ وَالْأَوَانِى، وَهُمْ يُعَيْرُوَنَهَا ذَالِكَ، بِكُلِّ فَرَحٍ وَسُرُوْرٍ، وَإِذَا مَرِضَ أَحَدٌ فِي بَيْتِكَ، فَإِنَّ جِيْرَانَكَ يَأْتُوْنَ لِزِيَارَتِهِ، وَيَدْعُوْنَ لَهُ بِالْعَافِيَةِ. 2. فَتَأَدَّبْ أَيُّهَا الْوَلَدُ مَعَ جِيْرَانَكَ، وَفَرِّحْ قُلُوْبَهُمْ: بِأَنْ تُحِبَّ أَوْلَادَهُمْ، وَتَبْتَسِمَ أَمَامَ وُجُوْهِهِمْ، وَتَلْعَبَ مَعَهُمْ بِأَدَبٍ، وَاْحْذَرْ أَنْ تَتَخَاصَمَ مَعَهُمْ، أَوْتَأْخُذَ لُعَبَهُمْ بِغَيْرِ إِذْنٍ مِنْهُمْ، أَوْ تَفْتَخِرَ عَلَيْهِمْ بِمَلَابِسِكَ أَوْدَرَاهِمِكَ، وَإِذَاأَعْطَتْكَ أُمُّكَ طَعَامًا أَوْفَاكِهَةً فَلَاتَأْكُلْ ذَالِكَ وَحْدَكَ، وَاَوْلَادُ جِيْرَانِكَ يَنْظُرُوْنَ إِلَيْكَ. 3. وَاْحْذَرْ أَيْضًا أَنْ تَسْتَهْزِئَ بِجِيْرَانِكَ، أَوْتَرْفَعَ صَوْتَكَ وَقْتَ نَوْمِهِمْ، أَوْتَرْمِيَ بُيُوْتَهُمْ، أَوْتُوَسِّخَ جُدْرَانَهَا وَسَاحَاتِهَا، أَوْتَنْظُرَ إِلَيْهِمْ مِنْ ثُقُوْبِ الْجُدْرَانِ وَالْأَبْوَابِ

آدب الولد مع جيرانهِ

Adab seorang anak kepada tetangganya

● Ayahmu dan ibumu mencintai tetangga keduanya, keduanya pun suka jika engkau mencintai mereka juga, karena bahwasanya mereka orang yang sering membantu kedua orang tuamu diwaktu mereka butuh.  Terkadang ibumu meminjam dari mereka peralatan-peralatan rumah dan wadah-wadah, begitu pun mereka juga terkadang meminjam barangnya (ibu), dengan penuh kesenangan dan kebahagiaan. Apabila salah seorang penghuni rumahmu sakit, maka sesungguhnya tetanggamulah orang yang akan mengunjunginya (menjenguk) dan mendoakannya dengan kesembuhan.

● Maka beradablah wahai anak kepada tetanggamu, dan bahagiakanlah hati-hati mereka, dengan cara engkau cinta anak-anak mereka, kau terseyum dihadapan wajah mereka, kau bermain bersama mereka dengan penuh adab. Dan berhati-hatilah jangan sampai engkau bermusuhan dengan mereka, atau engkau mengambil mainan mereka tanpa seizin mereka, atau engkau berbangga-bangga didepan mereka dengan pakaianmu atau uangmu. Dan apabila ibumu memberikan mu makanan atau buah maka hendaknya kau jangan memakannya sendirian sedangkan anak-anak tetanggamu melihatmu.

● Berhati-hatilah juga engkau dari menghina saudaramu, atau meninggikan suaramu (berisik) diwaktu tidur mereka, atau engkau melempar rumah-rumah mereka (dengan batu misalnya), atau mengotori  temboknya dan halamannya, atau engkau melihat mereka dari lubang tembok atau pintu .


Selanjutnya klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar