(وَسُنَّ) للمتوضئ ولو بماء مغصوب على الاوجه (تسمية اوله) ﺃﻱ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ
ﻭﺃﻗﻠﻬﺎ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻛﻤﻠﻬﺎ ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﻭﺗﺠﺐ ﻋﻨﺪ ﺃﺣﻤﺪ
ﻭﺃﻗﻠﻬﺎ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻛﻤﻠﻬﺎ ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﻭﺗﺠﺐ ﻋﻨﺪ ﺃﺣﻤﺪ
"Disunatkan bagi seseorang yang berwudu walaupun dengan air rampasan/ curian, menurut pendapat yang masyhur (muktamad), membaca Basmalah pada awalnya yaitu awal wudu kerana ittiba' (mengikut Nabi). Sekurang-kurangnya ;
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ
dan paling sempurnanya
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
Baca bismilah pada wudu itu wajib di sisi Imam Ahmad."
ﻭﻳﺴﻦ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﺍﻟﺘﻌﻮﺫ ﻭﺑﻌﺪﻫﺎ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺗﺎﻥ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻃﻬﻮﺭﺍ . ﻭﻳﺴﻦ ﻟﻤﻦ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﺃﻭﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﻬﺎ ﺃﺛﻨﺎﺀﻩ ﻗﺎﺋﻼ : ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻭﻟﻪ ﻭﺁﺧﺮﻩ. ﻻ ﺑﻌﺪ ﻓﺮﺍﻏﻪ . ﻭﻛﺬﺍ ﻓﻲ ﻧﺤﻮ ﺍﻻﻛﻞ ﻭﺍﻟﺸﺮﺏ ﻭﺍﻟﺘﺄﻟﻴﻒ، ﻭﺍﻻﻛﺘﺤﺎﻝ ﻣﻤﺎ ﻳﺴﻦ ﻟﻪ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ . ﻭﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻻﺻﺤﺎﺏ ﺃﻥ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﺴﻨﻦ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ، ﻭﺑﻪ ﺟﺰﻡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﻭﻏﻴﺮﻩ. ﻓﻴﻨﻮﻱ ﻣﻌﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﻏﺴﻞ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ . ﻭﻗﺎﻝ ﺟﻤﻊ ﻣﺘﻘﺪﻣﻮﻥ : ﺇﻥ ﺃﻭﻟﻬﺎ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﺛﻢ ﺑﻌﺪﻩ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ .
Disunahkan sebelum baca basmalah, membaca taawudz
( اعوذ بالله من الشيطان الرجيم)
dan mengucapkan dua kalimat syahadat setelah wudu, dan membaca
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻃﻬﻮﺭﺍ
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air jadi suci, disunahkan bagi yang meninggalkan baca bismilah pada awal wudu untuk membacanya ditengah-tengah wudu dengan bacaan bismillahi awwalahu wa-aakhirahu,"dengan menyebut nama Allah pada awal wudu dan ahir wudu " . dan tidak disunahkan baca basmalah setah selesai wudu, dan seperti itu pula sunah baca basmalah pada semisal makan, minum, mengarang kitab, memakai celak mata, dari apa yang disunahkan baginya baca basmalah.
Disunahkan sebelum baca basmalah, membaca taawudz
( اعوذ بالله من الشيطان الرجيم)
dan mengucapkan dua kalimat syahadat setelah wudu, dan membaca
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻃﻬﻮﺭﺍ
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air jadi suci, disunahkan bagi yang meninggalkan baca bismilah pada awal wudu untuk membacanya ditengah-tengah wudu dengan bacaan bismillahi awwalahu wa-aakhirahu,"dengan menyebut nama Allah pada awal wudu dan ahir wudu " . dan tidak disunahkan baca basmalah setah selesai wudu, dan seperti itu pula sunah baca basmalah pada semisal makan, minum, mengarang kitab, memakai celak mata, dari apa yang disunahkan baginya baca basmalah.
Apa yang dipindahkan dari imam syafi' dan beberapa sahabat syafi' bahwa basmalah adalah permulaan wudu, seperti itu juga kemantapan imam An-nawawi dalam kitab majmu serta imam lainnya karena itu orang yang wudu hendaklah membaca basmalah bersamaan ketika mencuci kedua tangan sementara hatinya niat wudu.
segolongan ulama terdahulu Berkata: sebenarnya awal kesunahan-kesunahan wudu adalah bersiwak sesudah itu membaca basmalah
(ﻓﺮﻉ) ﺗﺴﻦ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﻟﺘﻼﻭﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﺳﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺃﻭ ﺧﺎﺭﺟﻬﺎ، ﻭﻟﻐﺴﻞ ﻭﺗﻴﻤﻢ ﻭﺫﺑﺢ . ( ﻓﻐﺴﻞ ﺍﻟﻜﻔﻴﻦ) ﻣﻌﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻮﻋﻴﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﺍﻟﻤﻘﺘﺮﻧﺔ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ، ﻭﺇﻥ ﺗﻮﺿﺄ ﻣﻦ ﻧﺤﻮ ﺇﺑﺮﻳﻖ ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﻃﻬﺮﻫﻤﺎ -ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ - (ﻓﺴﻮﺍﻙ) ﻋﺮﺿﺎ ﻓﻲ ﺍﻻﺳﻨﺎﻥ ﻇﺎﻫﺮﺍ ﻭﺑﺎﻃﻨﺎ ﻭﻃﻮﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ، ﻟﻠﺨﺒﺮ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ :
ﻟﻮﻻ ﺃﻥ ﺃﺷﻖ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺘﻲ ﻻﻣﺮﺗﻬﻢ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﻙ ﻋﻨﺪ ﻛﻞ ﻭﺿﻮﺀ . ﺃﻱ ﺃﻣﺮ ﺇﻳﺠﺎﺏ . ﻭﻳﺤﺼﻞ (ﺑﻜﻞ ﺧﺸﻦ) ﻭﻟﻮ ﺑﻨﺤﻮ ﺧﺮﻗﺔ ﺃﻭ ﺃﺷﻨﺎﻥ، ﻭﺍﻟﻌﻮﺩ ﺃﻓﻀﻞﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﺃﻭﻻﻩ ﺫﻭ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ، ﻭﺃﻓﻀﻠﻪ ﺍﻻﺭﺍﻙ. ﻻ ﺑﺄﺻﺒﻌﻪ ﻭﻟﻮ ﺧﺸﻨﺔ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﺎ ﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ . ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺘﺄﻛﺪ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ - ﻭﻟﻮ ﻟﻤﻦ ﻻ ﺃﺳﻨﺎﻥ ﻟﻪ - ﻟﻜﻞ ﻭﺿﻮﺀ .
CABANG
sunah membaca basmalah ketika mulai membaca Al-quran walau dari tengah-tengah surat diluar atau dalam solat disunahkan pula waktu akan mandi dan menyembelih binatang.
Maka membasuh dua tapak tangan secara bersamaansampai pergelangan, sambil baca basmalah berbarengan dengan niat dihati walaupun berwudu dari semacam kendi atau telah menyakini atas kesucian kedua tangan karena ittiba
3. Bersiwak', dengan melebar pada gigi dałam dan luar serta memanjang pada lidah. Berdasarkan sebuah hadis sahih: "Jika aku tidak takut memberatkan umatku, niscaya aku memerintah- kannya bersiwak seiiap wudu.” Ferintah yang dimaksudkan oleh beliau, adalah "wajib". Bersiwak itu bisa dihasilkan kesunahannya dengan sesuatu yang kasar, meskipun berupa sobekan kain (gombal) atau kayu asynan (benalu). Yang utama adalah menggunakan kayu 'ud (kayu garu). Sedangkan yang lebih utama lagi adalah kayu 'ud yang masih basah dan berbau wangi. Dari kayu tersebut yang lebih utama adalah kayu arak. Tidak disunahkan bersiwak dengan menggunakan jari- jemari, meskipun berwujud kasar. Sementara itu, Imam An-Nawawi memilih kebalikan pendapat tersebut. Bersiwak itu hukumnya sunah muakad, -walaupun bagi orang yang tidak bergigi setiap berwudu
ﻟﻜﻞ ﺻﻼﺓ) ﻓﺮﺿﻬﺎ ﻭﻧﻔﻠﻬﺎ ﻭﺇﻥ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺃﻭ ﺍﺳﺘﺎﻙ ﻟﻮﺿﻮﺋﻬﺎ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﺼﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﺎﺻﻞ ﺣﻴﺚ ﻟﻢ ﻳﺨﺶ ﺗﻨﺠﺲ ﻓﻤﻪ، ﻭﺫﻟﻚ ﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪﻱ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺟﻴﺪ : ﺭﻛﻌﺘﺎﻥ ﺑﺴﻮﺍﻙ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺳﺒﻌﻴﻦ ﺭﻛﻌﺔ ﺑﻼ ﺳﻮﺍﻙ . ﻭﻟﻮ ﺗﺮﻛﻪ ﺃﻭﻟﻬﺎ ﺗﺪﺍﺭﻛﻪ ﺃﺛﻨﺎﺀﻫﺎ ﺑﻔﻌﻞ ﻗﻠﻴﻞ، ﻛﺎﻟﺘﻌﻤﻢ، ﻭﻳﺘﺄﻛﺪ ﺃﻳﻀﺎ ﻟﺘﻼﻭﺓ ﻗﺮﺁﻥ ﺃﻭ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﺷﺮﻋﻲ، ﺃﻭ ﺗﻐﻴﺮ ﻓﻢ - ﺭﻳﺤﺎ ﺃﻭ ﻟﻮﻧﺎ - ﺑﻨﺤﻮ ﻧﻮﻡ ﺃﻭ ﺃﻛﻞ ﻛﺮﻳﻪ، ﺃﻭ ﺳﻦ ﺑﻨﺤﻮ ﺻﻔﺮﺓ، ﺃﻭ ﺍﺳﺘﻴﻘﺎﻅ ﻣﻦ ﻧﻮﻡ ﻭﺇﺭﺍﺩﺗﻪ، ﻭﺩﺧﻮﻝ ﻣﺴﺠﺪ ﻭﻣﻨﺰﻝ، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺤﺮ ﻭﻋﻨﺪ ﺍﻻﺣﺘﻀﺎﺭ، ﻛﻤﺎ ﺩﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺧﺒﺮﺍﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ . ﻭﻳﻘﺎﻝ : ﺇﻧﻪ ﻳﺴﻬﻞ ﺧﺮﻭﺝ ﺍﻟﺮﻭﺡ . ﻭﺃﺧﺬ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺗﺄﻛﺪﻩ ﻟﻠﻤﺮﻳﺾ . ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﻙ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻴﺜﺎﺏ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻳﺒﻠﻊ ﺭﻳﻘﻪ ﺃﻭﻝ ﺍﺳﺘﻴﺎﻛﻪ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﻤﺼﻪ . ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﺘﺨﻠﻴﻞ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺃﺛﺮ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ، ﻭﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﻪ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﻦ ﻋﻜﺲ . ﻭﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺑﺴﻮﺍﻙ ﻏﻴﺮ ﺃﺫﻥ ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﺭﺿﺎﻩ، ﻭﺇﻻ ﺣﺮﻡ، ﻛﺄﺧﺬﻩ ﻣﻦ ﻣﻠﻚ ﺍﻟﻐﻴﺮ، ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﺠﺮ ﻋﺎﺩﺓ ﺑﺎﻻﻋﺮﺍﺽ ﻋﻨﻪ . ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺰﻭﺍﻝ، ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻐﻴﺮ ﻓﻤﻪ ﺑﻨﺤﻮ ﻧﻮم
akan sałat, baik sałat fardu atau sunah, meskipun tiap dua rakaat salam atau sudah bersiwak waktu berwudu; dan sekaiipun antara sałat dan wudu- nya tidak terpisah sesuatu. (Hukum sunah muakad bersiwak untuk setiap akan sałat mi), sekiranya tidak dikhawatirkan kenajisan mulutnya. Hal itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al- Humaidi dengan sanad yang jayid: "Sałat dua rakaat yang dikerjakan dengan bersiwak, adalah lebih utama daripada tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak lebih dahulu." Jika lupa bersiwak di permulaan ^ sałat, maka ia sunah melakukan di tengah-tengahnya dengan perbuatan yang sedikit, sebagaimana memakai serban. waktu akan membaca Alqur-an atau Alhadis, ilmu agama, dan ketika mulut berbau busuk atau berubah warnanya akibat semacam tidur atau makanan yang berbau tidak menyenangkan atau gigi berwarna kuning, sesudah bangun tidur atau akan tidur, di kala hendak masuk mesjid atau rumah, sesudah waktu sahur dan akan dicabut nyawa, Semua itu sebagaimana ditunjukkan dałam hadis Bukhari- Muslim. Dikatakan, bahwa bersiwak (dałam keadaan sakratul- maut) dapat metnpercepat keluar roh darijasad. Dari keterangan hadis tersebut dapat disimpulkan: Bersiwak hukumnya sunah muakad bagi, ' orang sakit. Dałam bersiwak, harus niat mengerjakan kesunahan, supaya dapat pahala-; hendaknya juga menelan ludah bekas bersiwak yang pertama; namun tidak perlu menyesap alat siwak. Sunah mencukil sisa-sisa makan- an yang berada di sela-sela gigi, baik dilakukan sebelum bersiwak ataupun sesudahnya. Bersiwak hukumnya lebih utama daripada mencukil; (tapi) pendapat ini berlawanan dengan pendapat ulama lainnya. Memakai alat siwak orang lain itu hukumnya tidak makruh, asal telah mendapat izin atau sudah diketahui akan kerelaannya. Jika tidak demikian, maka hukumnya adalah haram, sebagaimana mengambil alat siwak milik orang lain. Demikian itu jika memang tidak berlaku kebiasaan melarang memakai siwak orang lain, Orang yang berpuasa hukumnya makruh bersiwak sesudah mata-hari tergelincir ke arah barat, selagi mulutnya tidak berubah baunya akibat tidur misalnya
( ﻓﻤﻀﻤﻀﺔ ﻓﺎﺳﺘﻨﺸﺎﻕ ) ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ، ﻭﺃﻗﻠﻬﻤﺎ ﺇﻳﺼﺎﻝ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﻢ ﻭﺍﻻﻧﻒ . ﻭﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﺣﺼﻮﻝ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺇﺩﺍﺭﺗﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻢ ﻭﻣﺠﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﻧﺜﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻻﻧﻒ، ﺑﻞ ﺗﺴﻦ
ﻛﺎﻟﻤﺒﺎﻟﻐﺔ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﻟﻤﻔﻄﺮ ﻟﻼﻣﺮ ﺑﻬﺎ . ( ﻭ ) ﻳﺴﻦ ﺟﻤﻌﻬﻤﺎ (ﺑﺜﻼﺙ ﻏﺮﻑ) ﻳﺘﻤﻀﻤﺾ ﺛﻢ ﻳﺴﺘﻨﺸﻖ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﺎ. ( ﻭﻣﺴﺢ ﻛﻞ ﺭﺃﺱ) ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺃﺣﻤﺪ، ﻓﺈﻥ ﺍﻗﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﻌﺾ ﻓﺎﻻﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻫﻮ ﺍﻟﻨﺎﺻﻴﺔ، ﻭﺍﻻﻭﻟﻰ ﻓﻲ ﻛﻴﻔﻴﺘﻪ ﺃﻥ ﻳﻀﻊ ﻳﺪﻳﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺪﻡ ﺭﺃﺳﻪ، ﻣﻠﺼﻘﺎ ﻣﺴﺒﺤﺘﻪ ﺑﺎﻻﺧﺮﻯ ﻭﺇﺑﻬﺎﻣﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﺪﻏﻴﻪ، ﺛﻢ ﻳﺬﻫﺐ ﺑﻬﻤﺎ ﻣﻊ ﺑﻘﻴﺔ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ ﻏﻴﺮ ﺍﻻﺑﻬﺎﻣﻴﻦ ﻟﻘﻔﺎﻩ، ﺛﻢ ﻳﺮﺩﻫﻤﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺒﺪﺃ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺷﻌﺮ ﻳﻨﻘﻠﺐ، ﻭﺇﻻ ﻓﻠﻴﻘﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻫﺎﺏ . ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ ﻋﻤﺎﻣﺔ ﺃﻭ
ﻗﻠﻨﺴﻮﺓ ﺗﻤﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﻣﺴﺢ ﺍﻟﻨﺎﺻﻴﺔ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ
ﻗﻠﻨﺴﻮﺓ ﺗﻤﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﻣﺴﺢ ﺍﻟﻨﺎﺻﻴﺔ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ
- ( ﻭ ) ﻣﺴﺢ ﻛﻞ (ﺍﻻﺫﻧﻴﻦ) ﻇﺎﻫﺮﺍ ﻭﺑﺎﻃﻨﺎ ﻭﺻﻤﺎﺧﻴﻪ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ - ، ﻭﻻ ﻳﺴﻦ ﻣﺴﺢ ﺍﻟﺮﻗﺒﺔ ﺇﺫ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻴﻪ ﺷﺊ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ : ﺑﻞ ﻫﻮ ﺑﺪﻋﺔ، ﻭﺣﺪﻳﺜﻪ ﻣﻮﺿﻮﻉ . ( ﻭﺩﻟﻚ ﺃﻋﻀﺎﺀ ) ﻭﻫﻮ ﺇﻣﺮﺍﺭ ﺍﻟﻴﺪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﻘﺐ ﻣﻼﻗﺎﺗﻬﺎ ﻟﻠﻤﺎﺀ،
ﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ . ( ﻭﺗﺨﻠﻴﻞ ﻟﺤﻴﺔ ﻛﺜﺔ) ﻭﺍﻻﻓﻀﻞ ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺄﺻﺎﺑﻊ ﻳﻤﻨﺎﻩ ﻭﻣﻦ ﺃﺳﻔﻞ، ﻣﻊ ﺗﻔﺮﻳﻘﻬﺎ، ﻭﺑﻐﺮﻓﺔ ﻣﺴﺘﻘﻠﺔ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ - ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺗﺮﻛﻪ . ( ﻭ) ﺗﺨﻠﻴﻞ (ﺃﺻﺎﺑﻊ ) ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺘﺸﺒﻴﻚ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﺄﻱ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﻛﺎﻥ . ﻭﺍﻻﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻠﻬﺎ ﻣﻦ ﺃﺳﻔﻞ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﻳﺪﻩ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ، ﻣﺒﺘﺪﺋﺎ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﻣﺨﺘﺘﻤﺎ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ . (ﻭﺇﻃﺎﻟﺔ ﺍﻟﻐﺮﺓ ) ﺑﺄﻥ ﻳﻐﺴﻞ ﻣﻊ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻣﻘﺪﻡ ﺭﺃﺳﻪ
ﻭﺃﺫﻧﻴﻪ ﻭﺻﻔﺤﺘﻲ ﻋﻨﻘﻪ . ( ﻭ) ﺇﻃﺎﻟﺔ (ﺗﺤﺠﻴﻞ) ﺑﺄﻥ ﻳﻐﺴﻞ ﻣﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﻀﺪﻳﻦ ﻭﻣﻊ ﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺴﺎﻗﻴﻦ، ﻭﻏﺎﻳﺘﻪ ﺍﺳﺘﻴﻌﺎﺏ ﺍﻟﻌﻀﺪ ﻭﺍﻟﺴﺎﻕ، ﻭﺫﻟﻚ ﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ : ﺇﻥ ﺃﻣﺘﻲ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻏﺮﺍ ﻣﺤﺠﻠﻴﻦ ﻣﻦ ﺁﺛﺎﺭ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ . ﻓﻤﻦ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ ﻣﻨﻜﻢ ﺃﻥ ﻳﻄﻴﻞ ﻏﺮﺗﻪ ﻓﻠﻴﻔﻌﻞ. ﺯﺍﺩ ﻣﺴﻠﻢ : ﻭﺗﺤﺠﻴﻠﻪ : ﺃﻱ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﺑﻴﺾ ﺍﻟﻮﺟﻮﻩ ﻭﺍﻻﻳﺪﻱ ﻭﺍﻻﺭﺟﻞ . ﻭﻳﺤﺼﻞ ﺃﻗﻞ ﺍﻻﻃﺎﻟﺔ ﺑﻐﺴﻞ
ﺃﺩﻧﻰ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻭﻛﻤﺎﻟﻬﺎ ﺑﺎﺳﺘﻴﻌﺎﺏ ﻣﺎ ﻣﺮ
ﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ . ( ﻭﺗﺨﻠﻴﻞ ﻟﺤﻴﺔ ﻛﺜﺔ) ﻭﺍﻻﻓﻀﻞ ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺄﺻﺎﺑﻊ ﻳﻤﻨﺎﻩ ﻭﻣﻦ ﺃﺳﻔﻞ، ﻣﻊ ﺗﻔﺮﻳﻘﻬﺎ، ﻭﺑﻐﺮﻓﺔ ﻣﺴﺘﻘﻠﺔ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ - ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺗﺮﻛﻪ . ( ﻭ) ﺗﺨﻠﻴﻞ (ﺃﺻﺎﺑﻊ ) ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺘﺸﺒﻴﻚ، ﻭﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﺄﻱ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﻛﺎﻥ . ﻭﺍﻻﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻠﻬﺎ ﻣﻦ ﺃﺳﻔﻞ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﻳﺪﻩ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ، ﻣﺒﺘﺪﺋﺎ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﻣﺨﺘﺘﻤﺎ ﺑﺨﻨﺼﺮ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ . (ﻭﺇﻃﺎﻟﺔ ﺍﻟﻐﺮﺓ ) ﺑﺄﻥ ﻳﻐﺴﻞ ﻣﻊ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻣﻘﺪﻡ ﺭﺃﺳﻪ
ﻭﺃﺫﻧﻴﻪ ﻭﺻﻔﺤﺘﻲ ﻋﻨﻘﻪ . ( ﻭ) ﺇﻃﺎﻟﺔ (ﺗﺤﺠﻴﻞ) ﺑﺄﻥ ﻳﻐﺴﻞ ﻣﻊ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﻀﺪﻳﻦ ﻭﻣﻊ ﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺴﺎﻗﻴﻦ، ﻭﻏﺎﻳﺘﻪ ﺍﺳﺘﻴﻌﺎﺏ ﺍﻟﻌﻀﺪ ﻭﺍﻟﺴﺎﻕ، ﻭﺫﻟﻚ ﻟﺨﺒﺮ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ : ﺇﻥ ﺃﻣﺘﻲ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻏﺮﺍ ﻣﺤﺠﻠﻴﻦ ﻣﻦ ﺁﺛﺎﺭ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ . ﻓﻤﻦ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ ﻣﻨﻜﻢ ﺃﻥ ﻳﻄﻴﻞ ﻏﺮﺗﻪ ﻓﻠﻴﻔﻌﻞ. ﺯﺍﺩ ﻣﺴﻠﻢ : ﻭﺗﺤﺠﻴﻠﻪ : ﺃﻱ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﺑﻴﺾ ﺍﻟﻮﺟﻮﻩ ﻭﺍﻻﻳﺪﻱ ﻭﺍﻻﺭﺟﻞ . ﻭﻳﺤﺼﻞ ﺃﻗﻞ ﺍﻻﻃﺎﻟﺔ ﺑﻐﺴﻞ
ﺃﺩﻧﻰ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻭﻛﻤﺎﻟﻬﺎ ﺑﺎﺳﺘﻴﻌﺎﺏ ﻣﺎ ﻣﺮ
4.
Berkumur dan menghirup air ke dałam hidung, karena ittiba' kepada Nabi saw Setidak-tidaknya: Memasukkan air ke mulut dan hidung. Untuk memperoleh asal sunah, tidak disyaratkan memutar- mutar air dałam mulut, membuarig dan menyemburkan (mengeluarkan)nya dari hidung, tapi ketiga hal tersebut hanyalah sebagai kesunahan belaka, seperti juga masalah menyangatkan dałam memutar-mutar air kumur dan sesapan bagi orang yang tidak berpuasa. Ini semua karena berdasarkan perintah melakukan keduanya. Sunah mengumpulkan berkumur dan menghirup air pada tiga ceduk; masing-masing ceduk digunakan berkumur dan meng hirup air.
5.
Meratakan usapan ke seluruh kepala. Karena ittiba' kepada Rasul saw. dan menghindari perselisihan terhadap Imam Malik dan Ahmad r.a. (mereka mewajibkan mengusap seluruh kepala -pen). Jika yang berwudu mencukupkan dengan usapan sebagian kepala, maka yang lebih utama adalah mengusap ubun-ubun. Cara mengusap yang lebih utama, adalah meletakkan kedua tangannya pada bagian depan kepala, dałam posisi telunjuk saling bertemu, dua ibu jari diletakkan pada dua pelipis, lantas memutar-mutamya beserta jari-jari lain ke belakang sampai tengkuk, lalu kembali lagi ke depan. Jika kepalanya berambut, rambutnya sampai membalik; dan jika tidak berambut, maka cukup memutar tangan saja. Sesudah mengusap ubun-ubun, sunah menyempumakan usapan pada serban atau kopiah, jika memakainya. Karena ittiba' kepada Nabi saw.
6. Mengusap dua telinga secara merata, luar atau dałam serta dua lubangnya. Karena ittiba'. Mengusap leher hukumnya tidak sunah, sebab tidak ada satu pun dasarnya. Imam Nawawi berkata: Mengu¬ sap leher hukumnya adalah bid'ah, dan yang menerang- kannya adalah Maudhu' (palsu). Menggosok-gosok anggota, Yaitu menggosokkan tangan pada anggota setelah terkena air. Karena hal ini menghindari perselisihan ulama yang menetapkan wajib (Imam Malik).
8.
Menyela-nyela jenggot yang tebal. Cara yang lebih utama adalah dengan menggunakan jari-jari kanan, dimulai dari bawah serta mengurai dan dengan satu siuk khusus. Dasar nya adalah ittiba’. Jika ditinggalkan adalah makruh.
9.
Menyela-nyela jari-jari kedua tangan dengan berpanca dan jari- jari kaki dengan cara apa pun. Cara yang palingutama: Menyela- nyelai jari-jari kaki dari bawah dengan kelingking tangan kiri, mulai dari kelingking kaki kanan dan diakhiri pada kelingking kaki kiri. Artinya, menyela-nyela jari-jari dengan jari kelingking tangan kiri, dari bawah kaki, yang dimulai dari kelingking kaki kanan dan diakhiri pada kelingking kaki kiri.
10.
Memanjangkan basuhan muka. dengan cara membasuh muka serta bagian depan kepala, dan telinga dan dua lembar kuduknya.
11.
Memanjangkan basuhan kedua tangan dan kaki. Yaitu mengikut- kan kedua bahu ketika membasuh kedua tangan; dan dua betis ketika membasuh kedua kaki. Batas maksimalnya adalah meratakan basuhan pada bahu dan betis. Berdasarkan hadis Bukhari-Mus- lim: "Sesungguhnya di hari Kiamat umatku dipanggil dałam keadaan wajah, dua tangan dan kaki yang memancarkan sinar karena bekas- bekas wudunya. Maka, barangsiapa yang mampu untuk memanjangkan basuhannya, hendaknya ia mau melakukan." Imam Muslim mem- beri tambahan: "Dan memanjangkan basuhan kedua tangan serta kaki.” Maksud dari hadis di atas: Mereka nanti di hari Akhir dipanggil dałam keadaan wajah, tangan dan kaki bersinar. Paling tidak, memanjangkan basuhan bisa terjadi dengan melebihkan sedikit atas perkara yang wajib. Sedangkan untuk sempurnanya, adalah meratakan basuhan pada anggota-anggota yang telah lewat
( ﻭﺗﺜﻠﻴﺚ ﻛﻞ) ﻣﻦ ﻣﻐﺴﻮﻝ ﻭﻣﻤﺴﻮﺡ، ﻭﺩﻟﻚ ﻭﺗﺨﻠﻴﻞ ﻭﺳﻮﺍﻙ ﻭﺑﺴﻤﻠﺔ، ﻭﺫﻛﺮ ﻋﻘﺒﻪ، - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ - ﻓﻲ ﺃﻛﺜﺮ ﺫﻟﻚ .ﻭﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﺘﺜﻠﻴﺚ ﺑﻐﻤﺲ ﺍﻟﻴﺪ ﻣﺜﻼ ﻭﻟﻮ ﻓﻲ ﻣﺎﺀ ﻗﻠﻴﻞ ﺇﺫﺍ ﺣﺮﻛﻬﺎ ﻣﺮﺗﻴﻦ، ﻭﻟﻮ ﺭﺩﺩ ﻣﺎﺀ ﺍﻟﻐﺴﻠﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺣﺼﻞ ﻟﻪ ﺃﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﺘﺜﻠﻴﺚ - ﻛﻤﺎ ﺍﺳﺘﻈﻬﺮﻩ ﺷﻴﺨﻨﺎ - ﻭﻻ ﻳﺠﺰﺉ ﺗﺜﻠﻴﺚ ﻋﻀﻮ ﻗﺒﻞ ﺇﺗﻤﺎﻡ ﻭﺍﺟﺐ ﻏﺴﻠﻪ ﻭﻻ ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ . ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺍﻟﻨﻘﺺ ﻋﻦ ﺍﻟﺜﻼﺙ ﻛﺎﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﺃﻱ ﺑﻨﻴﺔ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﻛﻤﺎ ﺑﺤﺜﻪ ﺟﻤﻊ . ﻭﺗﺤﺮﻡ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ ﻣﻮﻗﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻄﻬﺮ .
12.
Mengulang tiga kali setiap basuhan, usapan, gosokan, sela- selaan, bersiwak, Basmalah dan zikir setelah berwudu. Karena berdasarkan ittiba' kepada Nabi saw. Penigakalian bisa teijadi dengan umpama memasukkan tangan walaupun ke air yang sedikit, lalu menggerakkannya dua kali dałam air itu. Jika ia mengułang-ulang air basuhan yang kedua, maka berhasillah hukum penigakalian, sebagaimana yang dijelaskan oleh Guru kita (Ibnu Hajar Al- Haitami). Penigakalian tidak bisa mencu kupi (tidak sah), jika dilakukan sebelum sempurnanya basuhan wajib, dan tidak mencukupi sesudah sempurna wudunya. Membasuh kurang dari tiga kali hukumnya makruh, sebagaimana melebihinya dengan niat wudu; sebagaimana yang dibahas oleh segolongan ulama. Jika tambahan tersebut dengan air wakaf persediaan bersuci, maka hukumnya adaiah haram.
( ﻓﺮﻉ) ﻳﺄﺧﺬ ﺍﻟﺸﺎﻙ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻓﻲ ﺍﺳﺘﻴﻌﺎﺏ ﺃﻭ ﻋﺪﺩ ﺑﺎﻟﻴﻘﻴﻦ، ﻭﺟﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻭﻧﺪﺑﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻨﺪﻭﺏ، ﻭﻟﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﻮﻗﻮﻑ . ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺸﻚ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﺮﺍﻍ ﻓﻼ ﻳﺆﺛﺮ . (ﻭﺗﻴﺎﻣﻦ ) ﺃﻱ ﺗﻘﺪﻳﻢ ﻳﻤﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﻳﺴﺎﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ، ﻭﻟﻨﺤﻮ ﺃﻗﻄﻊ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﻋﻀﺎﺀ ﻭﺿﻮﺋﻪ، ﻭﺫﻟﻚ ﻻﻧﻪ ( ﺹ) ﻛﺎﻥ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺘﻴﻤﻦ ﻓﻲ ﺗﻄﻬﺮﻩ ﻭﺷﺄﻧﻪ ﻛﻠﻪ، ﺃﻱ ﻣﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻜﺮﻳﻢ، ﻛﺎﻛﺘﺤﺎﻝ ﻭﻟﺒﺲ ﻧﺤﻮ ﻗﻤﻴﺺ ﻭﻧﻌﻞ، ﻭﺗﻘﻠﻴﻢ ﻇﻔﺮ، ﻭﺣﻠﻖ ﻧﺤﻮ ﺭﺃﺱ، ﻭﺃﺧﺬ ﻭﻋﻄﺎﺀ، ﻭﺳﻮﺍﻙ ﻭﺗﺨﻠﻴﻞ، ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺗﺮﻛﻪ، ﻭﻳﺴﻦ ﺍﻟﺘﻴﺎﺳﺮ ﻓﻲ ﺿﺪﻩ - ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻻﻫﺎﻧﺔ ﻭﺍﻻﺫل ﻛﺎﺳﺘﻨﺠﺎﺀ ﻭﺍﻣﺘﺨﺎﻁ، ﻭﺧﻠﻊ ﻟﺒﺎﺱ ﻭﻧﻌﻞ . ﻭﻳﺴﻦ ﺍﻟﺒﺪﺍﺀﺓ ﺑﻐﺴﻞ ﺃﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﻭﺃﻃﺮﺍﻑ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺭﺟﻠﻴﻪ، ﻭﺇﻥ ﺻﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﻴﺮﻩ . ﻭﺃﺧﺬ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﺑﻜﻔﻴﻪ ﻣﻌﺎ، ﻭﻭﺿﻊ ﻣﺎ ﻳﻐﺘﺮﻑ ﻣﻨﻪ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻭﻣﺎ ﻳﺼﺐ ﻣﻨﻪ ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ .
Cabang: Orang yang di tengah-tengah berwudu merasa ragu dałam hal pemerataan atau jumlah basuhan, maka ia wajib mengambil yang di yakini dałam perkara yang wajib (seperti ragu dałam masalah basuhan pertama atau peme- rataannya terhadap anggota. Maka dałam keadaan seperti ini, la wajib menyempurnakan basuhan itu - pen); dan sunah mengambil perkara yang diyakini dałam hal yang sunah (misalnya dałam basuhan kedua atau ketiga - pen), meskipun air yang dipergunakan berwudu adalah air wakaf. Adapun ragu setelah selesai berwudu, adalah tidak membawa pengaruh apa-apa.
13.
Serba kanan. Yaitu: mendahulukan yang kanan ketika membasuh kedua tangan dan kaki. Sedang bagi orang yang putus anggotanya, serba kanannya pada semua anggota wudu. Hal itu, karena Nabi saw. gemar mendahulukan yang kanan dałam bersuci dan tindak-tanduk yang tergolong positif, misalnya bercelak mata, memakai baju, sandał, memotong kuku, me- motong rambut kepala, meng- ambil, memberi, bersiwak dan menyela-nyelai. Meninggalkan serba kanan adalah makruh. Pada perbuatan-perbuatan kebalikan tahrim (positif), disunahkan mendahulukan kiri. Yaitu segala perbuatan yang masuk kategori negatif dan kotor, misalnya istinja, mem- buang ingus, melepas pakaian dan sandał. Disunahkan memulai mem- basuhnya dari wajah bagian atas, dari ujung tangan dan kaki walaupun berwudu dengan air yang dituangkan oleh orang lainSunah juga mengambil air basuhan wajah dengan dua tangan sekaligus, seria meletakkan wadah air yang diciduk pada sebelah kanan; dan wadah air yang dituangkan oleh orang lain, diletakkan di sebelah kiri.
( ﻭﻭﻻﺀ) ﺑﻴﻦ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﻭﺿﻮﺀ ﺍﻟﺴﻠﻴﻢ ﺑﺄﻥ ﻳﺸﺮﻉ ﻓﻲ ﺗﻄﻬﻴﺮ ﻛﻞ ﻋﻀﻮ ﻗﺒﻞ ﺟﻔﺎﻑ ﻣﺎ ﻗﺒﻠﻪ، ﻭﺫﻟﻚ - ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ، ﻭﻳﺠﺐ ﻟﺴﻠﺲ . (ﻭﺗﻌﻬﺪ) ﻋﻘﺐ ﻭ ( ﻣﻮﻕ) - ﻭﻫﻮ ﻃﺮﻑ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻠﻲ ﺍﻻﻧﻒ - ﻭﻟﺤﺎﻅ - ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻄﺮﻑ ﺍﻵﺧﺮ - ﺑﺴﺒﺎﺑﺘﻲ ﺷﻘﻴﻬﻤﺎ . ﻭﻣﺤﻞ ﻧﺪﺏ ﺗﻌﻬﺪﻫﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺭﻣﺺ ﻳﻤﻨﻊ
ﻭﺻﻮﻝ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﺘﻌﻬﺪﻫﻤﺎ ﻭﺍﺟﺐ - ﻛﻤﺎ
ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ .- ﻭﻻ ﻳﺴﻦ ﻏﺴﻞ ﺑﺎﻃﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ، ﺑﻞ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﻳﻜﺮﻩ ﻟﻠﻀﺮﺭ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻐﺴﻞ ﺇﺫﺍ ﺗﻨﺠﺲ ﻟﻐﻠﻆ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ .
ﻭﺻﻮﻝ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﺘﻌﻬﺪﻫﻤﺎ ﻭﺍﺟﺐ - ﻛﻤﺎ
ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ .- ﻭﻻ ﻳﺴﻦ ﻏﺴﻞ ﺑﺎﻃﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ، ﺑﻞ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﻳﻜﺮﻩ ﻟﻠﻀﺮﺭ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻐﺴﻞ ﺇﺫﺍ ﺗﻨﺠﺲ ﻟﻐﻠﻆ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ .
14
. Sambung-menyambung di antara perbuatan-perbuatan wudu satu dengan lainnya, bagi orang yang sehat Caranya. Segera membasuh satu anggota sebelum basuhan anggota di depannya kering. Hal ini berdasarkan ittiba' kepada Nabi dan menghindari khilaf ulama yang mewajibkannya (Imam Malik). Sambung-menyambung hukum- nya wajib bagi orang yang terkena penyakit beser. 15. Berhati-hati dałam membasuh tumit, ekor mata, dua tepian mata yang letaknya dekat hidung, pengelirik dan tępi mata yang lain, dengan menggunakan dua ujung telunjuk masing- masing. Hukutn kesunahan di atas, jika pada tepian mata tidak terdapat tahi mata yang menghalangi air sampai ke tempat dasar. terdapat tahi matanya, maka bri liati-hati menjaga tempat tersebut adalah wajib, sebagai- in.ma yang termaktub dałam kitab 1/ Majmu'. Membasuh dałam mata hukum- nya tidak sunah. Bahkan seba-gian ulama berkata, bahwa hal itu idalah makruh, sebab berakibat dharar (bahaya). (Wajib) mem- hasuhnya, hanya kalau ada najis di situ, karena najis itu besar artinya.
( ﻭﺍﺳﺘﻘﺒﺎﻝ) ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻭﺿﻮﺋﻪ . ( ﻭﺗﺮﻙ ﺗﻜﻠﻢ ) ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﻭﺿﻮﺋﻪ ﺑﻼ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻛﺮ، ﻭﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﺭﺩﻩ . ( ﻭ) ﺗﺮﻙ ( ﺗﻨﺸﻴﻒ ) ﺑﻼ ﻋﺬﺭ ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ ( ﻭﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺗﺎﻥ ﻋﻘﺒﻪ) ﺃﻱ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﻄﻮﻝ ﻓﺎﺻﻞ ﻋﻨﻪ ﻋﺮﻓﺎ، ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻣﺴﺘﻘﺒﻼ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ، ﺭﺍﻓﻌﺎ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ - ﻭﻟﻮ ﺃﻋﻤﻰ :- ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ
ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ . ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻯ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ (ﺹ ) : ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ - ﺍﻟﺦ - ﻓﺘﺤﺖ ﻟﻪ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺍﻟﺜﻤﺎﻧﻴﺔ، ﻳﺪﺧﻞ ﻣﻦ ﺃﻳﻬﺎ ﺷﺎﺀ . ﺯﺍﺩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺍﺑﻴﻦ ﻭﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺘﻄﻬﺮﻳﻦ. ﻭﺭﻭﻯ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﺻﺤﺤﻪ : ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺑﺤﻤﺪﻙ، ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ . ﺃﺳﺘﻐﻔﺮﻙ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻚ . ﻛﺘﺐ ﻓﻲ ﺭﻕ، ﺛﻢ ﻃﺒﻊ ﺑﻄﺎﺑﻊ ﻓﻠﻢ ﻳﻜﺴﺮ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ. ﺃﻱ ﻟﻢ ﻳﺘﻄﺮﻕ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﺑﻄﺎﻝ ﻛﻤﺎ ﺻﺢ ﺣﺘﻰ ﻳﺮﻯ ﺛﻮﺍﺑﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ . ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ
ﻭﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﻳﻘﺮﺃ * ( ﺇﻧﺎ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎﻩ ) * ﺛﻼﺛﺎ، ﻛﺬﻟﻚ ﺑﻼ ﺭﻓﻊ ﻳﺪ .ﻭﺃﻣﺎ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻻﻋﻀﺎﺀ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻓﻼ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ ﻳﻌﺘﺪ ﺑﻪ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﺣﺬﻓﺘﻪ، ﺗﺒﻌﺎ ﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ . ﻭﻗﻴﻞ : ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻋﻨﺪ ﻛﻞ ﻋﻀﻮ : ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ . ﻟﺨﺒﺮ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻤﺴﺘﻐﻔﺮﻱ ﻭﻗﺎﻝ : ﺣﺴﻦ ﻏﺮﻳﺐ .
( ﻭﺍﺳﺘﻘﺒﺎﻝ) ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻭﺿﻮﺋﻪ . ( ﻭﺗﺮﻙ ﺗﻜﻠﻢ ) ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎﺀ ﻭﺿﻮﺋﻪ ﺑﻼ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻛﺮ، ﻭﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﺭﺩﻩ . ( ﻭ) ﺗﺮﻙ ( ﺗﻨﺸﻴﻒ ) ﺑﻼ ﻋﺬﺭ ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ ( ﻭﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺗﺎﻥ ﻋﻘﺒﻪ) ﺃﻱ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﻄﻮﻝ ﻓﺎﺻﻞ ﻋﻨﻪ ﻋﺮﻓﺎ، ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻣﺴﺘﻘﺒﻼ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ، ﺭﺍﻓﻌﺎ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ - ﻭﻟﻮ ﺃﻋﻤﻰ :- ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ
ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ . ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻯ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ (ﺹ ) : ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ - ﺍﻟﺦ - ﻓﺘﺤﺖ ﻟﻪ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺍﻟﺜﻤﺎﻧﻴﺔ، ﻳﺪﺧﻞ ﻣﻦ ﺃﻳﻬﺎ ﺷﺎﺀ . ﺯﺍﺩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺍﺑﻴﻦ ﻭﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺘﻄﻬﺮﻳﻦ. ﻭﺭﻭﻯ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﺻﺤﺤﻪ : ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ : ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻭﺑﺤﻤﺪﻙ، ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ . ﺃﺳﺘﻐﻔﺮﻙ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻚ . ﻛﺘﺐ ﻓﻲ ﺭﻕ، ﺛﻢ ﻃﺒﻊ ﺑﻄﺎﺑﻊ ﻓﻠﻢ ﻳﻜﺴﺮ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ. ﺃﻱ ﻟﻢ ﻳﺘﻄﺮﻕ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﺑﻄﺎﻝ ﻛﻤﺎ ﺻﺢ ﺣﺘﻰ ﻳﺮﻯ ﺛﻮﺍﺑﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ . ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ
ﻭﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﻳﻘﺮﺃ * ( ﺇﻧﺎ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎﻩ ) * ﺛﻼﺛﺎ، ﻛﺬﻟﻚ ﺑﻼ ﺭﻓﻊ ﻳﺪ .ﻭﺃﻣﺎ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻻﻋﻀﺎﺀ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻓﻼ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ ﻳﻌﺘﺪ ﺑﻪ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﺣﺬﻓﺘﻪ، ﺗﺒﻌﺎ ﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ . ﻭﻗﻴﻞ : ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻋﻨﺪ ﻛﻞ ﻋﻀﻮ : ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ . ﻟﺨﺒﺮ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻤﺴﺘﻐﻔﺮﻱ ﻭﻗﺎﻝ : ﺣﺴﻦ ﻏﺮﻳﺐ .
16
Menghadap kiblał selama berwudu. .
17.
Tidak berbicara selama berwudu, kecuali mengucapkan zikir wudu; atau jika tidak ada hajat berbicara. Memberi salam terhadap orang sedang berwudu, mengucapkan salam dan menjawab baginya, adalah tidak makruh.
18. Tidak menyeka air yang ada pada anggota wudu, kecuali karena ada suatu uzur (misalnya karena dingin dan sebagainya - pen) karena ittiba' kepada Rasul saw.
19.
Membaca dua kalimat syahadat setelah berwudu, jika (antara wudu dengannya) tidak lama waktu berselang menurut anggapan yang biasa. (Caranya), orang yang berwudu menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan dan melihat ke langit walaupun orang buta seraya mengucapkan: Saya bersaksi, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah Yang Esa dan tiada yang menyekutukan-Nya; dan saya bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya. Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Rasulullah saw.: "Barangsiapa berwudu lalu berdoa: Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah danseterusnya maka dibukakan untuknya delapan pinta surga, dari mana saja ia masuk." Imam At-Tirimidzi menambah: "Ya, Allah!Jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bertobat dan suci.” Diriwayatkan serta disahihkan oleh Imam Hakim: "Barangsiapa berwudu lalu berdoa: Maha Suci Engkau. Ya, Allah dan dengan puji- Mu saya bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Engkau, saya mohon ampunan dan bertobat kepada Engkau, maka ditulis pada selembar kulit dengan cetakan yang tidak akan berubah sampai hari kiamat seperti yang telah disahihkan oleh Imam Hakim.” Maksudnya: Tidak akan dibatalkan sampai ia melihat pahala-Nya yang agung. Setelah itu membaca selawat salam kepada Baginda Nabi Muhammad saw. dan keluarga beliau. Lalu membaca surat Al-Qadar sebanyak tiga kali, dengan menghadap kiblat tanpa mengangkat tangan. Mengenai doa yang dibaca pada basuhan tiap-tiap anggota, adalah
tiada dasarnya yang kuat. Karena
itu, saya membuangnya, seperti
yang dilakukan oleh Syaikhul
Mazhab, Imam Nawawi. Dikatakan: Setiap membasuh anggota, adalah disunahkan membaca: Saya bersaksi, se-
sungguhnya tiada Tuhan selain
Allah, Yang Maha Esa dan tiada
yang menyekutui-Nya; dan saya
bersaksi, bahwa Nabi Muhammad
adalah hamba dan pesuruh-Nya.
Dasarnya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Al- Mustaghfiri, dan ia mengatakan: Hasan tersebut adalah hadis
Hasan Gharib.
(ﻭﺷﺮﺑﻪ ) ﻣﻦ ( ﻓﻀﻠﻮﺿﻮﺋﻪ ) ﻟﺨﺒﺮ : ﺇﻥ ﻓﻴﻪ ﺷﻔﺎﺀ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺩﺍﺀ ﻭﻳﺴﻦ ﺭﺵ ﺇﺯﺍﺭﻩ ﺑﻪ، ﺃﻱ ﺇﻥ ﺗﻮﻫﻢ ﺣﺼﻮﻝ
ﻣﻘﺬﺭ ﻟﻪ، ﻛﻤﺎ ﺍﺳﺘﻈﻬﺮﻩ ﺷﻴﺨﻨﺎ . ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻳﺤﻤﻞ ﺭﺷﻪ (ﺹ) ﻻﺯﺍﺭﻩ ﺑﻪ . ﻭﺭﻛﻌﺘﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺃﻱ ﺑﺤﻴﺚ ﺗﻨﺴﺒﺎﻥ ﺇﻟﻴﻪ ﻋﺮﻓﺎ، ﻓﺘﻔﻮﺗﺎﻥ ﺑﻄﻮﻝ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻋﺮﻓﺎ
ﻋﻠﻰ ﺍﻻﻭﺟﻪ، ﻭﻋﻨﺪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺎﻻﻋﺮﺍﺽ، ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺠﻔﺎﻑ
ﺍﻻﻋﻀﺎﺀ، ﻭﻗﻴﻞ : ﺑﺎﻟﺤﺪﺙ . ﻭﻳﻘﺮﺃ ﻧﺪﺑﺎ ﻓﻲ ﺃﻭﻟﻰ ﺭﻛﻌﺘﻴﻪ
ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ : * ( ﻭﻟﻮ ﺃﻧﻬﻢ ﺇﺫ ﻇﻠﻤﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ) * ﺇﻟﻰ *
( ﺭﺣﻴﻤﺎ) *، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ : * (ﻭﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺳﻮﺀﺍ ﺃﻭ ﻳﻈﻠﻢ
ﻧﻔﺴﻪ ) * ﺇﻟﻰ * (ﺭﺣﻴﻤﺎ) .*
ﻣﻘﺬﺭ ﻟﻪ، ﻛﻤﺎ ﺍﺳﺘﻈﻬﺮﻩ ﺷﻴﺨﻨﺎ . ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻳﺤﻤﻞ ﺭﺷﻪ (ﺹ) ﻻﺯﺍﺭﻩ ﺑﻪ . ﻭﺭﻛﻌﺘﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺃﻱ ﺑﺤﻴﺚ ﺗﻨﺴﺒﺎﻥ ﺇﻟﻴﻪ ﻋﺮﻓﺎ، ﻓﺘﻔﻮﺗﺎﻥ ﺑﻄﻮﻝ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻋﺮﻓﺎ
ﻋﻠﻰ ﺍﻻﻭﺟﻪ، ﻭﻋﻨﺪ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺎﻻﻋﺮﺍﺽ، ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺠﻔﺎﻑ
ﺍﻻﻋﻀﺎﺀ، ﻭﻗﻴﻞ : ﺑﺎﻟﺤﺪﺙ . ﻭﻳﻘﺮﺃ ﻧﺪﺑﺎ ﻓﻲ ﺃﻭﻟﻰ ﺭﻛﻌﺘﻴﻪ
ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ : * ( ﻭﻟﻮ ﺃﻧﻬﻢ ﺇﺫ ﻇﻠﻤﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ) * ﺇﻟﻰ *
( ﺭﺣﻴﻤﺎ) *، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ : * (ﻭﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺳﻮﺀﺍ ﺃﻭ ﻳﻈﻠﻢ
ﻧﻔﺴﻪ ) * ﺇﻟﻰ * (ﺭﺣﻴﻤﺎ) .*
20.
Meminum air dari sisa wudu ini berdasarkan sebuah hadis, bahwa hal tersebut membawa obat untuk segala penyakit.
21.
Memercikkan air sisa wudu
pada pakaiannya. Hal ini dimaksudkan bila ta merasa ragu akan adanya kotoran pada pakaiannya (dan hal ini untuk menghilangkan was-was -pen), sebagaimana yang dijelaskan oleh Guru kita. Adapun keadaan Rasu-
lullah saw. memercikkan air sisa
berwudu pada pakaian beliau,
adalah diarahkan atas keraguan
seperti itu.
22.
Melakukan sałat dua rakaat
setelah berwudu, asal waktunya
belum berselang lama menurut
ukuran urnum. Kesunahan salat dua rakaat di atas, menjadi hilang jika telah
berselang lama menurut umum.
Hal ini atas tinjauan beberapa
wajah (bentuk) pendapat. Sedangkan menurut sebagian ulama: Hal itu bisa hilang sebab bermaksud tidak mengerjakan salat; menurut sebagian lagi: Śebab anggota wudu kering; dan
menurut sebagiannya lagi: Sebab
telah berhadas Dałam rakaat pertama sesudah membaca Fatihah, sunah membaca ayat:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Q.S. An-Nisaa': 64),
sedangkan pada rakaat kedua,
sunah membaca: sampai ayat: (Q.S. An-
Nisaa': 110).
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surah An-Nisa',4:110
( ﻓﺎﺋﺪﺓ) ﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺘﻄﻬﺮ ﺑﺎﻟﻤﺴﺒﻞ ﻟﻠﺸﺮﺏ، ﻭﻛﺬﺍ ﺑﻤﺎﺀ ﺟﻬﻞ ﺣﺎﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻻﻭﺟﻪ، ﻭﻛﺬﺍ ﺣﻤﻞ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺒﻞ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﻠﻪ . ( ﻭﻟﻴﻘﺘﺼﺮ ) ﺃﻱ ﺍﻟﻤﺘﻮﺿﺊ، ( ﺣﺘﻤﺎ ) ﺃﻱ ﻭﺟﻮﺑﺎ، ( ﻋﻠﻰ) ﻏﺴﻞ ﺃﻭ ﻣﺴﺢ ( ﻭﺍﺟﺐ ) ﺃﻱ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﺜﻠﻴﺚ ﻭﻻ ﺇﺗﻴﺎﻥ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺴﻨﻦ ( ﻟﻀﻴﻖ ﻭﻗﺖ ) ﻋﻦ ﺇﺩﺭﺍﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﻠﻬﺎ ﻓﻴﻪ، ﻛﻤﺎ ﺻﺮﺡ ﺑﻪ ﺍﻟﺒﻐﻮﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ، ﻭﺗﺒﻌﻪ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻭﻥ. ﻟﻜﻦ ﺃﻓﺘﻰ ﻓﻲ ﻓﻮﺍﺕ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻮ ﺃﻛﻤﻞ ﺳﻨﻨﻬﺎ ﺑﺄﻥ ﻳﺄﺗﻴﻬﺎ، ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﺭﻛﻌﺔ . ﻭﻗﺪ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﺄﻧﻪ ﺛﻢ ﺍﺷﺘﻐﻞ ﺑﺎﻟﻤﻘﺼﻮﺩ، ﻓﻜﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﻣﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ. (ﺃﻭ ﻗﻠﺔ ﻣﺎﺀ) ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﻜﻔﻲ ﺇﻻ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻓﻠﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻪ ﻣﺎﺀ ﻻ ﻳﻜﻔﻴﻪ ﻟﺘﺘﻤﺔ ﻃﻬﺮﻩ . ﺇﻥ ﺛﻠﺚ ﺃﻭ ﺃﺗﻰ ﺍﻟﺴﻨﻦ ﺃﻭ ﺍﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﺎﺿﻞ ﻟﻌﻄﺶ ﻣﺤﺘﺮﻡ، ﺣﺮﻡ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻓﻲ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﻦ . ﻭﻛﺬﺍ ﻳﻘﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﺴﻞ . ( ﻭﻧﺪﺑﺎ ) ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺴﻨﻦ، ( ﻻﺩﺭﺍﻙ ﺟﻤﺎﻋﺔ) ﻟﻢ ﻳﺮﺝ ﻏﻴﺮﻫﺎ . ﻧﻌﻢ، ﻣﺎ ﻗﻴﻞ ﺑﻮﺟﻮﺑﻪ - ﻛﺎﻟﺪﻟﻚ - ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺗﻘﺪﻳﻤﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻧﻈﻴﺮ ﻣﺎ ﻣﺮ ﻣﻦ ﻧﺪﺏ ﺗﻘﺪﻳﻢ ﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ﺑﻌﺬﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮﺓ، ﻭﺇﻥ ﻓﺎﺗﺖ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ . ( ﺗﺘﻤﺔ)
Faedah:
Bersuci dengan air wakaf per-
sediaan untuk minum, adalah
haram, begitu juga dengan air
yang belum jelas statusnya
(untuk minum apa untuk ber
suci), menurut tinjauan berbagai
pendapat. Memindah air yang
disediakan untuk minum ke
lempat lain adalah juga haram.
wajib bagi orang yang berwudu membatasi (meringkas) dari pada basuhan atau usapan, karena itu, ia tidak bołeh mengulang tiga kali dan tidak
boleh melakukan kesunahan-
kesunahan lain ketika sempitnya waktu untuk mengerjakan solat sepenuhnya . Hal itu telah dijelaskan oleh Ipiam Al-Baghawi dan lainnya, serta diikuti oleh
ulama-ulama akhir. Akan tetapi Imam Al-Baghawi dalam masalah tertinggal salat
berfatwa: Seseorang boleh me-
nyempurnakan kesunahan-ke-
sunahan sałat, meskipun akhirnya
ta tidak menemukan satu rakaat
dałam waktunya. Dałam pada itu, Al-Baghawi membedakan (antara masalah wudu dengan sałat), bahwa orang
yarig mengerjakan sałat terleka
pada suatu maksud (yaitu: sałat).
Maka dihukumi sebagaimana
orang yang memanjangkan bacaan dałam salat (sehingga keluar dari waktunya). Atau bila persediaan air berwudu sedikit, yang perkiraannya hanya cukup untuk mengerjakan hal fardu. Jika orang yang berwudu ada air yang tidak cukup untuk kesempurnaan bersuci jika ia mengulang tiga kali atau melakukan kesunahan-kesunahan--, atau diperlukan sisa air untuk binatang dimuliakan syarak yang haus, maka baginya haram mengguna-
kan air tersebut untuk melakukan
kesunahan. Begitu juga, masalah tersebut berlaku dałam mandi janabah.
Orang yang berwudu hukumnya
sunah membatasi pada hal-hal
yang wajib saja, jika ia tergesa- gesa untuk mengikuti sałat berjamaah, yang tiada jamaah selain itu. Benarlah begitu. Untuk sunah wudu yang ada pendapat lain mengatakan wajib, misalnya
menggosok (menurut Imam Malik
hukumnya wajib), maka hendak-
nya didahulukan sebelum ber-
amaah. Hukum ini searah
dengan penjelasan yang telah
lewat tentang kesunahan men-
dahulukan sałat tertinggal sebab
uzur atas sałat Ada' (tunai),
sekalipun tertinggal jamaah.
Selanjutnya klik disini
1 | 2 |3 |4 |5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar