Minggu, 10 Januari 2021

Fathul muin batal solat

Batal solat

فَصْلٌ فِي مُبْطِلَاتِ الصَّلاة


تَبْطُلُ الصٌَلَاةُ فَرْضُها ونَفْلُهَا لَا صَوْمٌ وَاعْتِكافٌ بِنيَة قَطْعِهَا وَتَعْلِيقِه بِحُصُولِ شَيْءٍ وَلَوْ مُحَالا عَادِيًّا.ٍّ وَتَرَدُّدٍ فِيْهِ أََيِ القَطْعِ وَلاَ مُؤَاخَذَةَ بوَسْوَاسٍ قَهْرِي فِي الصَّلاة كالإيمان وغَيرِه. وَبِفِعْلٍ كَثِيْرٍ يَقِينًا مِنْ غَيْرِ جِنْسِ أَفعَالهَا إِنْ صَدَرَ مِمَّنْ عَلِمَ تَحْرِيْمَه أوْ جَهِلَهُ وَلمْ يُعْذَر حَالَ كَوْنِهِ وِلاَءً عُرْفًا فِي غَير شِدَّةِ الخَوْفِ وَنَفْلِ السَّفَرِ بِخِلاَفِ الْقَلِيْل كَخَطْوَتَينِ وَإِنِ اتَّسَعَتَا حَيْثُ لاَ وَثْبَةَ وَالضَّرْبَتَين نَعَمْ لَوْ قَصَدَ ثَلاثًا مُتَوَالِيَةً ثُمَّ فَعَلَ وَاحِدَةً أَو شَرَعَ فِيْهَا بَطَلَتْ صَلاَتُهُ وَالْكَثِيْرِ الْمُتفرَّقِ بحيث يعد كل منقطعا عما قبله. وحد البغوي بأن يكون بينهما قدر ركعة ضعيف كما في المجموع ولو كان الفعل الكثير سهوا والكثير كثلاث مضغات. وخطوات توالت وإن كانت بقدر خطوة مغتفرة وكتحريك رأسه ويديه ولو معا والخطوة بفتح الخاء المرة وهي هنا نقل رجل الإمام أو غيره فإن نقل معها الأخرى ولو بلا تعاقب فخطوتان كما اعتمده شيخنا في شرح المنهاج لكن الذي جزم به في شرح الإرشاد وغيره أن نقل رجل مع نقل الأخرى إلى محاذاتها ولاء خطوة فقط فإن نقل كلا على التعاقب فخطوتان بلا نزاع. ولو شك في فعل أقليل أو كثير فلا بطلان. وتبطل بالوثبة وإن لم تتعدد. لا تبطل بحركات خفيفة وإن كثرت وتوالت بل تكره كتحريك أصبع أو أصابع في حك أو سبحة مع قرار كفه أو جفن أو شفة أو ذكر أو لسان لأنها تابعة لمحالها المستقرة كالأصابع ولذلك بحث أن حركة اللسان إن كانت مع تحويله عن محله أبطل ثلاث منها.

Salat menjadi batal baik salat fardhu atau sunnah tidak termasuk di sini puasa dan i'tikaf ( tidak menjadi batal sebab  perkara yang akan dituturkan nanti pen) yaitu
1.Niat memutuskan atau menggantungkannya dengan terjadinya sesuatu sekalipun perkara itu  biasanya mustahil terjadi.
2. Merasa ragu bahwa salat telah terputus, tetapi salat tidak batal sebab was-was yang mesti menimpanya dalam salat sebagaimana halnya dengan iman dan lainnya (ibadah ibadah selain salat -pen) .
3 sebab perbuatan yang banyak. Selain jenis perbuatan salat, dimana semua itu dipandang secara yakin. Jika hal itu dilakukan oleh orang yang mengerti atas keharamannya atau tidak mengerti tetapi ketidaktahuannya tidak dianggap sebagai uzur lagipula perbuatan banyak tersebut dilakukan secara sambung nyambung menurut penilaian umum dan perbuatan itu terjadi pada selain salat  khauf atau salat sunah dalam perjalanan. Lain masalah jika perbuatan itu sedikit seperti dua kali melangkah Sekalipun jauh asal tidak melompat atau dua kali pukulan. memang, tetapi jika dua langkah atau pukulan tersebut dimaksudkan untuk 3 kali yang sambung menyambung atau melakukan tiga kali perbuatan tapi baru dilakukan satu kali saja, maka batal shalatnya (sebab ia sudah bertujuan membatalkan salatnya). yang dimaksud dengan banyak tetapi terpisah-pisah adalah Asal perbuatan yang satu sudah dipandang pisah dari perbuatan sebelumnya, (perbuatan yang banyak tetapi sudah terpisah-pisah adalah tidak membatalkan salat sebab Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam pernah salat dengan menggendong umamah ketika sujud anak itu beliau Letakkan dan ketika berdiri digendong lagi) dan dalam hal ini batasan yang diberikan oleh Imam Al Baghawi bahwa; antara perbuatan yang satu dengan yang berikutnya adalah jarak kira-kira seukuran 1 rokaat adalah pendapat yang lemah sebagaimana yang termaktub dalam kitab Al majmu (milik Imam Nawawi).
Banyak perbuatan diatas sekalipun terjadi karena lupa (adalah tetap membatalkan salat -pen.)
Perbuatan banyak itu seperti 3 kali kecapan mengunyah tiga kali melangkah yang sambung-menyambung, sekalipun hanya Sepanjang 1 langkah yang diampuni adanya, atau seperti halnya menggelengkan kepala dan menggerak-gerakkan dua tangan. Lafal khotwah dengan dibaca fathah kha-nya adalah masdar marroh kata benda jadian yang digunakan untuk menerangkan banyak perbuatan, Sedangkan yang dimaksudkan disini,  adalah kepindahan kaki seseorang ke sebelah depan nya atau ke tempat lain. Kemudian, jika kaki yang lain ikut bergerak, sekalipun tidak bersambung, maka dihitung 2 langkah. Tetapi guru kami Imam Ibnu Hajar di dalam kitab syarah al-irsyad dan lainnya mengukuhkan bahwa kepindahan kaki satu lagi ke batas yang sejajar dengan sambung-menyambung adalah dihitung satu langkah saja. Jika memindahkan kedua kaki dengan cara sambung-menyambung adalah dihitung 2 langkah tanpa ada pertentangan di antara fuqaha. Apabila seseorang merasa ragu, Apakah perbuatan yang dilakukan itu termasuk sedikit atau banyak. Maka hal ini tidak membatalkan salatnya. Salat menjadi batal sebab melompat sekali pun tidak banyak jumlahnya.
Salat tidak batal sebab gerakan-gerakan ringan sekalipun berjumlah banyak dan sambung-menyambung, namun hanya makruh misalnya. Menggerak-gerakkan jari-jari tangan untuk menggaruk atau memutar tasbih dengan telapak tangan tanpa bergeser menggerakkan pelupuk mata bibir batang zakar atau lidah sebab kesemuanya itu mengikuti tempat masing-masing seperti halnya yang terjadi pada jari-jari. Dari Keterangan tersebut, sebagian fuqaha membahas masalah gerak lidah: bahwa bergeraknya lidah jika sampai bergeser dari tempatnya (mulut) dalam 3 kali gerakan adalah membatalkan salat.


قال شيخنا: وهو محتمل.
وخرج بالأصابع الكف فتحريكها ثلاثا ولاء مبطل إلا أن يكون به جرب لا يصبر معه عادة على عدم الحك فلا تبطل للضرورة. قال شيخنا: ويؤخذ منه أن من ابتلي بحركة اضطرارية ينشأ عنها عمل كثير سومح فيه. وإمرار اليد وردها على التوالي بالحك مرة واحدة وكذا رفعها عن صدره ووضعها على موضع الحك مرة واحدة أي إن اتصل أحدهما بالآخر وإلا فكل مرة على ما استظهره شيخنا. وبنطق عمدا ولو بإكراه بحرفين إن تواليا كما استظهره شيخنا من غير قرآن وذكر أو دعاء لم يقصد بها مجرد التفهيم كقوله لمن استأذنوه في الدخول: {ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ آمِنِينَ} [15 سورة الحجر الآية: 46] فإن قصد القراءة أو الذكر وحده أو مع التنبيه لم تبطل وكذا إن أطلق على ما قاله جمع متقدمون.
لكن الذي في التحقيق والدقائق البطلان وهو المعتمد. وتأتي هذه الصور الأربعة في الفتح على الإمام بالقرآن أو الذكر وفي الجهر بتكبير الانتقال من الإمام والمبلغ. وتبطل بحرفين ولو ظهرا في تنحنح لغير تعذر قراءة واجبة كفاتحة
ومثلها كل واجب قولي كتشهد أخير وصلاة فيه فلا تبطل بظهور حرفين في تنحنح لتعذر ركن قولي أو ظهرا في نحوه كسعال وبكاء وعطاس وضحك. وخرج بقولي لغير تعذر قراءة واجبة ما إذا ظهر حرفان في تنحنح لتعذر قراءة مسنونة كالسورة أو القنوت أو الجهر بالفاتحة فتبطل.
وبحث الزركشي جواز التنحنح للصائم لإخراج نخامة تبطل صومه.

Guru kami berkomentar: hal tersebut masih belum pasti  (muhtamal).
Telapak tangan adalah dikecualikan dari jari-jari karena itu, menggerakkan telapak tangan sebanyak 3 kali secara sambung-menyambung adalah membatalkan salat kecuali bagi orang yang terjangkit gatal-gatal, yang biasanya sudah tidak tahan lagi jika tidak menggaruknya, maka hal ini tidak membatalkan salat karena ada udzur darurat ( keterpaksaan). Guru kami berkata : dari Keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang tertimpa suatu penyakit selalu bergerak, yang memaksanya Untuk menimbulkan banyak perbuatan, adalah dimaklumi adanya. Menggabungkan tangan dan mengembalikan lagi secara bersambung, dihitung Satu kali gerakan. demikian pula mengangkat tangan dari dada dan meletakkannya pada tempat yang di garuk, adalah 1 kali gerakan.Demikian itu, jika satu dengan lainnya bersambung: kalau tidak demikian maka masing-masing dihitung 1 kali gerakan demikian itu seperti yang dijelaskan oleh guru kami Ibnu hajar.
4. berucap 2 huruf jika sambung menyambung, di mana ucapan tersebut memang disengaja, sekalipun karena dipaksa; demikian itu seperti yang dijelaskan oleh guru kami. Lain halnya jika yang diucapkan itu berupa Quran, dzikir atau doa yang kesemuanya itu tidak bertujuan memberi kepahaman terhadap seseorang. Misalnya orang yang meminta izin masuk, lantas oleh orang yang sedang salat mengucapkan; udkhuluha... dan seterusnya, (Silahkan masuk dengan selamat dan sentosa). Jika bacaan tersebut dimaksudkan sebagai bacaan Quran atau dzikir saja; atau qiroah dzikir  (disertai peringatan, maka salatnya tidak batal).
Demikian juga tidak batal, jika dibaca secara mutlak, sebagaimana yang dikemukakan oleh segolongan fuqaha. Tetapi Imam An Nawawi dalam kitab at tahqiq dan mengatakan akan kebatalan salat jika Quran atau dzikir tersebut dibaca nya secara mutlak (tidak ada tujuan apa-apa) ; Dan inilah yang muktamad. Keempat tersebut (qiroah, dzikir qiroah dzikir bersama tanbih, dan mutlak) dapat terjadi dalam mengingat amal awal bacaan Imam jangan lupa. baik dengan Quran atau dzikir, dan bisa terjadi dalam mengeraskan suara bacaan Takbir intiqal bagi imam dan mubaligh (penyambung suara), Salat menjadi batal sebab mengucapkan dua huruf sekalipun huruf tersebut terucap bersamaan dengan deham yang tidak dianggap uzur dalam bacaan wajib salat, misalnya membaca Al fatihah.
Seperti halnya Al Fatihah, adalah setiap bacaan wajib, seperti Tasyahud akhir dan Shalawat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Salat tidak batal sebab melontarkan 2 huruf bersamaan berdehem - dehem karena uzur dalam bacaan rukun salat. Atau juga batal sebab terlontarnya dua huruf tersebut bersamaan dengan adanya misalnya batuk, nangis, bersin dan tertawa.
Tidak termasuk ketentuan ku Yang Tidak Dianggap uzur dalam bacaan wajib apabila 2 huruf tersebut terlontar bersamaan dengan deham karena uzur dalam bacaan sunnah, misalnya; surah; atau membaca keras surat Al Fatihah. Karena ini semua, batal shalatnya. Imam Az zarkasyi membahas atas dibolehkan berdeham dalam salat bagi orang yang sedang berpuasa, guna mengeluarkan liur dahak yang dapat membatalkan puasanya ( jika ditelan). 


قال شيخنا: ويتجه جوازه للمفطر أيضا لإخراج نخامة تبطل صومه. قال شيخنا: ويتجه جوازه للمفطر أيضا لإخراج نخامة تبطل صلاته بأن نزلت لحد الظاهر ولم يمكنه إخراجها إلا به. ولو تنحنح إمامه فبان منه حرفان لم يجب مفارقته لان الظاهر تحرزه عن المبطل نعم إن دلت قرينة حاله على عدم عذره وجبت مفارقته كما بحثه السبكي. ولو ابتلي شخص بنحو سعال دائم بحيث لم يخل زمن من الوقت يسع الصلاة بلا سعال مبطل. قال شيخنا: الذي يظهر العفو عنه ولا قضاء عليه لو شفي. أو بنطق بحرف مفهم ك: ق و ع وف أو بحر ف ممدود لان الممدود في الحقيقة حرفان. ولا تبطل الصلاة بتلفظه بالعربية بقربة توقفت على اللفظ كنذر وعتق كأن قال: نذرت لزيد بألف أو أعتقت فلانا وليس مثله التلفظ بنية صوم أو اعتكاف لأنها لا تتوقف على اللفظ فلم تحتج إليه ولا بدعاء جائز ولو لغيره بلا تعليق ولا خطاب لمخلوق فيهما فتبطل بهما عند التعليق كإن شفى الله مريضي فعلي عتق رقبة أو اللهم اغفر لي إن شئت وكذا عند خطاب مخلوق غير النبي صلى الله عليه وسلم. ولو عند سماعه لذكره على الأوجه نحو نذرت لك بكذا أو رحمك الله ولو لميت.


guru kami berkata; kebolehan hal itu diarahkan juga untuk orang yang tidak berpuasa karena bertujuan mengeluarkan liur dahak yang bisa membatalkan salatnya ; sebagaimana liur dahak itu sudah mengalir ke bagian luar (mahraj huruf kha -pen) dan tidak mungkin mengeluarkannya, kecuali dengan berdeham. Jika Imam berdehem dan dari dehemnya terlontar 2 huruf, maka tidak wajib mufaroqoh dengannya. Sebab menurut pandangan lahirnya ia dapat menjaga hal yang membatalkan salat. Memang!,  jika ada alasan yang menunjukkan ketidak uzuran Imam maka hukum mufaraqah adalah wajib menurut hasil pembahasan Imam as-subki. Jika seseorang tertimpa penyakit terus-menerus batuk, sehingga tidak ada waktu yang terhubung sepanjang melakukan salat tanpa berbatuk yang bisa membatalkan salat. guru kami menjawab hukumnya; yang jelas, batuk-batuk tersebut diampuni adanya, dan nanti setelah sembuh, ia tidak wajib mengqadha shalatnya.
Atau salat itu batal sebab berucap satu huruf yang memahamkan, seperti huruf قِ (qi) jagalah, huruf ( ع)i sadarlah, huruf (ف) P patuhilah atau satu huruf yang terbaca panjang, huruf yang terbaca panjang pada dasarnya adalah 2 huruf. Salat tidak batal sebab mengucapkan bahasa Arab di mana ibadah itu menjadi sah dengan mengucapkannya misalnya, nadzar dan memerdekakan budak. misalnya kata-kata nadzartu... dan seterusnya (aku Nazar memberi uang Rp1.000 untuk jaid atau saya memerdekakan sipulan). Lain halnya melafalkan niat puasa atau itikaf karena niat itu untuk hal itu tidak tergantung sahnya pada lafal, maka tidak butuh untuk diucapkan: dan tidak batal pula sebab mengucapkan doa yang jaiz sekalipun untuk orang lain. (yang mana ibadah dan doa tersebut) tidak digantungkan adanya dan tidak ditetapkan kepada makhluk. Karena itu, salat menjadi Batal, bila ucapan ibadah atau doa tersebut digantungkan, misalnya: IN SafaAllah.... dan seterusnya (Jika Allah menyembuhkan sakit ku maka aku akan memerdekakan seorang budak) atau berdoa: allahumagfirli... dan seterusnya ( Ya Allah ampunilah diriku jika berkenan). demikian juga salat akan batal jika ucapan ibadah atau doa tersebut dikhitabkan kepada makhluk selain Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sekalipun Di saat dia (musally) mendengar nama Nabi Shallallahu alaihi wasallam tertuturkan menurut beberapa tinjauan misalnya: Nadzartu.... dan Seterusnya (saya nadar begini kepadamu atau Semoga Allah merahmati engkau). Sekalipun yang di khitab adalah orang mati.

ويسن لمصل سلم عليه الرد بالإشارة باليد أو الرأس ولو ناطقا ثم بعد الفراغ منها باللفظ.
ويجوز الرد بقوله: عليه السلام كالتشميت برحمة الله. ولغير مصل رد سلام تحلل مصل.
ولمن عطس فيها أن يحمد ويسمع نفسه.
لا تبطل بيسير نحو تنحنح عرفا لغلبة عليه.
ولا بيسير كلام عرفا كالكلمتين والثلاث.
قال شيخنا: ويظهر ضبط الكلمة هنا بالعرف.
بسهو أي: مع سهوه عن كونه في الصلاة بأن نسي أنه فيها لأنه صلى الله عليه وسلم لما سلم من ركعتين تكلم بقليل معتقدا الفراغ وأجابوه به مجوزين النسخ ثم بنى هو وهم عليها ولو ظن بطلانه بكلامه القليل سهوا فتكلم كثيرا لم يعذر. وخرج بيسير تنحنح لغلبة وكلام بسهو كثيرهما فتبطل بكثرتهما ولو مع غلبة وسهو وغيره. أو مع سبق لسان إليه أو مع جهل تحريمه أي الكلام فيها. لقرب إسلام وإن كان بين المسلمين. أو بعد عن العلماء أي عمن يعرف ذلك. ولو سلم ناسيا ثم تكلم عامدا أي يسيرا أو جهل تحريم ما أتى به مع علمه بتحريم جنس الكلام أو كون التنحنح مبطلا مع علمه بتحريم الكلام لم تبطل لخفاء ذلك على العوام.

Sunnah bagi orang yang salat yang diucapin salam oleh orang lain agar menjawabnya dengan isyarah tangan atau kepala, sekalipun dalam keadaan membaca, Lalu setelah salat, salam tersebut dijawab dengan ucapan. Bagi orang yang salat Boleh salam dengan ucapan: wa Alaihissalam sebagaimana kebolehan mendoakan orang yang sedang bersin dengan ucapan rahimahullaah. Sunnah bagi selain orang yang salat, menjawab salam yang diucapkan oleh orang yang sedang salat. (maksudnya, salam yang merupakan rukun salat, yaitu salam pertama). Sunnah bagi orang yang bersin dalam salat, supaya membaca Hamdalah dengan suara pelan, cukup terdengar oleh dirinya sendiri. Sedikit berdehem menurut ukuran umum, karena tidak mampu menahan nya adalah tidak membatalkan salat. (maksudnya, deham yang sampai melontarkan atau mengeluarkan huruf)
Tidak batal juga sebab sedikit berbicara, menurut ukuran umum seperti 2 atau 3 kata. guru kami berkata: jelaslah bahwa batasan kalimat ( kata) disini, adalah menurut umum. perkataan yang sedikit tersebut terjadi karena tidak sengaja (lupa) kalau dirinya sedang menunaikan salat. Karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika selesai salam dua rakaat, beliau berbicara sedikit dengan keyakinannya, bahwa salatnya telah selesai. ( ketika beliau menanyakan kepada sahabat pria hal yang ditanyakan oleh sahabat dzul yadain), para sahabat menjawabnya dengan sepatah kata pula, Dimana mereka mengira bahwa salat ( yang berakaat 4) sudah Dinasakhkan ( menjadi dua rakaat) Kemudian beliau dan sahabat-sahabat meneruskan salat yang 2 rokaat itu. Jika orang yang salat mengira, bahwa dengan sedikit berbicara tanpa disengaja itu dapat membatalkan salat lalu berbicara dengan panjang lebar, maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai udzur (artinya salat tetap batal). Tidak termasuk dalam ketentuan-ketentuan sedikit terpaksa berdeham dan sedikit berbicara yang tidak sengaja "apabila berdeham dan berbicara itu banyak. karena itu, salat menjadi batal sebab banyaknya kedua hal itu sekalipun terjadi karena terpaksa, lupa dan sebagainya.
Atau salat tidak batal sebab sedikit berbicara yang terjadi sebab lisan terlanjur. Atau tidak mengerti, Kalau berbicara ketika salat adalah haram: sebab baru masuk Islam sekalipun ia berkumpul dengan masyarakat muslim, atau karena jauh dari ulama, yaitu orang yang mengetahui hukum yang berkaitan dengan masalah diatas. Jika ia mengucapkan salam karena lupa kemudian berbicara sepatah, atau ia tidak mengerti bahwa apa yang ia lakukan adalah haram namun mengerti jenis berbicara yang haram dalam salat atau tidak mengetahui bahwa berdeham adalah dapat membatalkan salat namun ia tidak tahu bahwa berbicara dalam salat adalah haram maka salatnya tidak haram. Masalah tersebut masih belum banyak diketahui oleh masyarakat awam


وتبطل بمفطر وصل لجوفه وإن قل وأكل كثير سهوا وإن لم يبطل به الصوم فلو ابتلع نخامة نزلت من رأسه لحد الظاهر من فمه أو ريقا متنجسا بنحو دم لثته وإن ابيض أو متغيرا بحمرة نحو تنبل1 بطلت. أما الأكل القليل عرفا ولا يتقيد بنحو سمسمة من ناس أو جاهل معذور ومن مغلوب كأن نزلت نخامته لحد الظاهر وعجز عن مجها وجرى ريقه بطعام بين أسنانه وقد عجز عن تمييزه ومجه فلا يضر للعذر.

5. sesuatu masuk pada perut yang dapat membatalkan puasa, sekalipun hanya sedikit. batal juga sebab makan yang banyak, karena lupa, sekalipun hal ini tidak dapat membatalkan puasa. Apabila seseorang menelan liur dahak yang keluar dari kepala ke bagian luar mulutnya, atau menelan ludah yang bernajis karena tercampur darah dari gusinya, sekalipun berwarna putih atau sedikit kemerah-merahan seperti warna buah tanbul maka batal shalatnya. Mengenai makan sedikit menurut umum di sini tidak dibatasi seukuran biji-bijian yang dilakukan karena lupa atau bodoh yang tidak di anggap udzur, atau dilakukan karena terpaksa, misalnya, jika air liur dahak keluar ke bagian luar dan tidak bisa ditepisnya, atau jika air liur mengalir bersama makanan yang terselip di antara gigi, serta Ia tidak mampu memisahkan nya, lalu membuang ( memuntahkan Nya), maka yang seperti itu tidak mempengaruhi apa-apa sebab ada uzur.


وتبطل بزيادة ركن فعلي عمدا لغير متابعة كزيادة ركوع أو سجود وإن لم يطمئن فيه.
ومنه كما قال شيخنا: أن ينحني الجالس إلى أن تحاذي جبهته ما أمام ركبتيه ولو لتحصيل توركه أو افتراشه المندوب لان المبطل لا يغتفر للمندوب. ويغتفر القعود اليسير بقدر جلسة الاستراحة قبل السجود وبعد سجد التلاوة وبعد سلام إمام مسبوق في غير محل تشهده. أما وقوع الزيادة سهوا أو جهلا عذر به فلا يضر كزيادة سنة نحو رفع اليدين في غير محله أو ركن قولي كالفاتحة أو فعلي للمتابعة كأن ركع أو سجد قبل إمامه ثم عاد إليه. وتبطل باعتقاد أو ظن فرض معين من فروضها نفلا لتلاعبه لا إن اعتقد العامي نفلا من أفعالها فرضا أو علم أن فيها فرضا ونفلا ولم يميز بينهما ولا قصد بفرض معين النفلية ولا إن اعتقد أن الكل فروض.

6. sengaja menambah rukun fi'li yang tidak dalam keadaan bermakmum, misalnya menambah ruku atau sujud, sekalipun tidak dengan tumakninah didalamnya. Termasuk yang membatalkan salat seperti yang dikatakan oleh guru kami ialah bila dalam keadaan duduk seseorang membungkuk sehingga keningnya sejajar dengan depan lututnya sekalipun hal itu dilakukan agar dapat duduk tawarruk atau iftirasy yang kedua-duanya disunahkan.  sebab melakukan perbuatan yang membatalkan salat itu tidak dapat diampuni adanya demi melakukan perbuatan sunnah. Diampuni adanya, duduk sejenak seukuran duduk istirahat sebelum sujud, setelah sujud tilawah, dan bagi makmum masbuk sesudah salam imam yang tidak bertepatan dengan Tasyahud awal makmum itu.
Adapun penambahan yang terjadi karena lupa atau tidak mengerti, maka dianggap sebagai udzur maka tidak mempengaruhi atas kesahan salat, sebagaimana halnya menambah kesunahan, semacam mengangkat kedua tangan di tempat yang tidak semestinya, atau menambah rukun qauli misalnya al-fatihah, atau rukun fi'li dalam keadaan bermakmum, misalnya rukuk atau sujud sebelum imamnya, lalu kembali lagi.
7. yakin atau mengira fardhu salat sebagai sunnah, sebab hal ini dianggap main-main. Tidak batal, jika seseorang yang Ami (buta hukum) meyakinkan perbuatan-perbuatan sunah salat sebagai fardu atau ia mengerti bahwa dalam salat itu ada perbuatan fardhu dan Sunnah, tapi tidak membedakan antara yang sunnah dengan yang fardu serta tidak dimaksudkan fardu tertentu sebagai yang sunah. Tidak batal juga, jika seseorang jika orang buta hukum itu meyakini semua perbuatan dalam salat sebagai fardhu.

تنبيه: ومن المبطل أيضا حدث ولو بلا قصد واتصال نجس لا يعفى عنه إلا إن دفعه حالا وانكشاف عورة إلا إن كشفها ريح فستر حالا وترك ركن عمدا وشك في نية التحرم أو شرط لها مع مضي ركن قولي أو فعلي أو طول زمن وبعض القولي ككله مع طول زمن شك أو مع قصره ولم يعد ما قرأه فيه

Peringatan
Termasuk membatalkan salat:
1. Hadas, sekalipun tidak disengaja.
2. terkena najis yang tidak di maksud (pada badan pakaian atau tempat orang yang sedang salat), kecuali najis itu dibuang seketika.
3. terbuka aurat kecuali jika aurat itu terbuka sebab angin lalu dengan seketika ditutup lagi.
4. sengaja meninggalkan rukun.
5. merasa ragu akan niat Takbiratul Ihram atau syarat niat itu padahal salat sudah berjalan satu rukun qauli atau fi'li, atau telah lama masa keraguan; ( melampaui) sebagian rukun qauli yang terjadi dengan massa keraguan yang panjang atau pendek, tetapi Bacaan yang dibaca dalam keraguan tersebut Tidak Dianggap apa-apa, adalah seperti halnya melampaui keseluruhannya (keraguan niat Takbiratul Ihram atau syaratnya, yang terjadi seperti tersebut adalah membatalkan salat -pen ).

فرع لو أخبره عدل رواية بنحو نجس أو كشف عورة مبطل لزمه قبوله أو بنحو كلام مبطل فلا.
وندب لمنفرد رأى جماعة مشروعة أن يقلب فرضه الحاضر لا الفائت نفلا مطلقا ويسلم من ركعتين إذا لم يقم لثالثة ثم يدخل في الجماعة.
نعم إن خشي فوت الجماعة إن تمم ركعتين استحب له قطع الصلاة واستئنافها جماعة ذكره في المجموع. وبحث البلقيني أنه يسلم ولو من ركعة أما إذا قام لثالثة أتمها ندبا إن لم يخش فوت الجماعة ثم يدخل في الجماعة

Cabang:
Apabila seseorang diberi tahu oleh orang yang adil riwayatnya, bahwa dia terkena najis atau terbuka auratnya yang sampai membatalkan salat, maka wajib baginya menerima berita itu, tapi, jika yang diberitakan adalah semacam pembicaraan yang dapat membatalkan salat maka baginya tidak wajib menerima dalam kurung mempercayai berita itu, buka kurung perbedaan adil dalam syahadat; kalau yang pertama mencakup budak dan wanita sedangkan yang kedua khusus dilakukan oleh orang Merdeka, serta laki-laki -pen). Sunnah bagi orang yang salat sendirian (munfarid) yang mengetahui bahwa salat jamaah sedang dikerjakan supaya membalik -salat fardu ada' yang sedang dilakukan bukan salat qadha- menjadi salat sunah mutlak, lalu bersalam setelah dua rakaat, Jika waktu itu ia tidak berdiri untuk rakaat ketiga, kemudian mengikuti salat jamaah. Memang! Jika ia merasa khawatir, Tertinggal jamaah Kalau menyempurnakan salat 2 rokaat itu, maka disunahkan memutus shalatnya, lalu memulai lagi dengan berjamaah. seperti inilah yang dituturkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al majmu. Imam Albulqini membahas; hendaknya ia mengucapkan salam, sekalipun baru satu rakaat. Adapun jika baru bertepatan berdiri untuk rakaat ketiga hendaknya Kakak itu disempurnakan, jika tidak khawatir Tertinggal jamaah, lalu mengikuti jamaah.

التنبل أو التانبول: ورق نبات يقطيني ينبسط على الأرض هندي المنشأ والاسم قال عنه داود الأنطاكي: يقوم مقام الخمر في كل مالها من الأفعال النفسية والبدنية يخزنه متعاطيه في فمه فيحمر الفم والشفة واللسان وكذلك الريق.

Tanbul

Selanjutnya klik disini

Sabtu, 09 Januari 2021

riyadul badiah haji bagian 2


 فصل: شروط الرمي أن يكون باليد إن قدر على الرمي بها وأن يكون بالحجر ولو ياقوتاً وحجر حديد وأن يسمى رمياً وأن يقصد به المرمى وإن لم يقع فيه لقوة الرمي يقيناً، وأن يكون سبع رميات يقيناً إلى كل جمرة ولو بحصاة واحدة، وأن يبدأ في أيام التشريق بالجمرة التي من جهة عرفة ثم بالوسطى ويختم بجمرة العقبة، وأن يكون بعد دخول وقت الرمي، ويدخل وقت رمي جمرة العقبة يوم النحر بانتصاف ليلته وأيام التشريق لا يدخل وقت رميها إلا بدخول وقت الظهر، ويبقى وقت الرمي كله أداء إلى غروب الشمس آخر أيام التشريق، فمن فاته رمي يوم من الأيام أتى به في بقيتها ليلاً أو نهاراً، لكنه يقدم رمي اليوم الفائت على رمي الحاضر، 

Pasal

Syarat-syarat melempar (jumrah) ialah: adanya (melempar) dengan menggunakan tangan bila ia (orang yang haji) kuasa /bisa  melempar dengan tangan. Adanya melempar dengan sebuah batu walau batu itu intan yaqut, dan walau batu besi. Perbuatan melempar itu disebut melempar (bukan menaruh ke sesaran). Bahwasanya terjadinya melempar itu dengan sekuatnya melempar secara yakin. Adanya melempar itu sebanyak tujuh lemparan secara yakin kesetiap jamaroh walau dengan batu kerikil satu. Dihari-hari tasyrik dimulai dengan jumroh yang dari arah Arafah kemudian dengan jumroh wushto dan diahiri dengan jumroh Aqobah. Adanya melempar itu setelah masuk waktu melempar, masuknya waktu melempar jumrah Aqobah pada hari Nahar ialah diseparuh malamnya hari Nahar. dihari Tasyrik waktu melempar nya belum masuk kecuali dengan masuknya waktu dhuhur, waktunya masih tetap seluruhnya secara ada' hingga matahari terbenam ahir hari tasyrik. Barangsiapa terlewat akan kegiatan melempar hari sebagian dari hari-hari melempar maka ia melaksanakan apa yang terlewat itu disisanya hari-hari melempar baik malam ataupun siang tapi ia mendahulukan lemparan hari yang terlewat atas lemparan hari hadir.


ويدخل وقت الحلق وطواف الإفاضة بنصف ليلة النحر ويستمر إلى آخر العمر، ويدخل وقت ذبح الضحية والهدي الذي ساقه المحرم بالحج إلى الحرم إذا طلعت الشمس يوم النحر ومضى قدر صلاة العيد وخطبتيه ويستمر إلى آخر أيام التشريق. ومن سنن الرمي أن يكون باليد اليمنى، وأن يكون الحصى قدر الباقلا وأن يغسله، وأن يكبر مع كل حصاة، وأن يستقبل القبلة حال الرمي في أيام التشريق، وأن يدعو الله تعالى مستقبل القبلة بعد رمي الجمرة الأولى والثانية.   

Masuknya waktu cukur dan thawaf ifadloh pada separuh malam Nahar, dan waktu tersebut tetap berlanjut sampai ahir umur. Masuknya waktu menyembelih kurban dan hadiyah yang orang yang ihram haji menggiringnya keTanah haram adalah bila matahari telah terbit dihari Nahar dan waktu tersebut telah lewat ukuran solat id dan dua khutbahnya dan waktu tersebut tetap berlaku sampai ahir hari tasyrik.

Sebagian dari sunah-sunah melempar ialah adanya batu seukuran kacang pul, bahwasanya ia (orang yang haji) mencuci batu tersebut, bahwasanya ia bertakbir beserta setiap batu kerikil tersebut, bahwasanya ia menghadap kiblat pada saat melempar dihari tasyrik, dan bahwasanya ia berdoa kepada Allah ta'ala sambil menghadap kiblat setelah melempar pertama dan kedua.

فصل: طواف الوداع واجب على كل من سافر من مكة إلى وطنه أو إلى مسافة القصر أو إلى محل يريد أن يقيم فيه أربعة أيام صحاح، ويجب بتركه دم على غير المعذور، ويجب السفر عقبه فوراً، فإن تأخر بعده زمناً يسع ركعتين بطل وداعه إلا إن تأخر لدعاء بعد ركعتيه وعند شرب زمزم وفي الملتزم أو تأخر لشغل السفر كشراء الزاد وشد الرحال فلا يبطل وإن طال تأخره لذلك، ومثل ذلك ما لو قامت صلاة الجماعة بالفعل بعد فراغه فصلى معهم وانصرف فوراً، والسنة بعد ركعتيه أن يأتي الملتزم ويلصق به بطنه وصدره ويبسط يديه عليه ويضع خده الأيمن أو جبهته عليه ويدعو بما أحب، والأفضل أن يكون بالوارد عنه صلى الله عليه وسلم ثم يشرب من ماء زمزم ويتضلع منه ثم يعود إلى الحجر فيستلمه ويقبله ويسجد عليه ثلاثاً ثلاثاً ثم ينصرف تلقاء وجهه مستدبراً البيت إذا خرج من المسجد لا على ظهره ويخرج من باب الوداع، ويكره أن يقف على باب المسجد عند خروجه.  

Pasal 

Thawaf wada' itu wajib terhadap orang yang berpergian dari mekah menuju ke tempat tinggalnya atau ke (tempat yang ) jaraknya ukuran solat qosor, atau ketempat yang ia menghendaki akan bermukim disitu empat hari penuh. Wajib dengan sebab meninggalkan thawaf wada' bayar dam terhadap orang yang tidak memiliki udzur, wajib bergegas melakukan bepergian selepas thawaf wada', bila menunda-nunda bepergian selepas thawaf wada' seukuran waktu yang memuat dua rakaat maka batal thawaf wada' nya kecuali menunda-nundanya karena kesibukan persiapan bepergian seperti beli bekal mengikat (mengecek) kendaraan maka wada' nya tidak batal walau lama menunda-nundanya karena hal tersebut. Dan semisal itu apabila solat berjamaah telah diiqomatkan untuk dikerjakan setelah selesainya thawaf wada' kemudian ia melakukan solat berjamaah beserta mereka (orang-orang yang solat berjamaah) dan ia pergi bergegas. Sunah setelah dua rakaat wada' agar ia mendatangi Multazam lalu ia menempelkan perut dan dadanya disitu, dan ia melebarkan kedua tangannya disitu terus menempelkan pipunya yang kanan atau dahinya lalu ia berdoa (meminta) akan apa yang ia sukai (inginkan), utamanya ialah adanya doa itu yang warid (datangnya) dari nabi SAW, kemudian ia meminum air zamzam dan menenggaknya, kemudian ia kembali ke hajar aswad lalu mengusap dan menciumnya dan ia sujud ( meletakkan dahinya disitu ) tiga kali, tiga kali. Kemudian ia pergi kearah depannya sambil membelangi baitullah bila keluar dari masjidilharam tidak pergi nya dengan belakang tubuhnya (yang didepan), dan ia keluar dari Babul wada'.

(فصل): والمحرمات بالإحرام سبعة:
الأول اللبس عمداً فيحرم على الذكر ستر رأسه ولبس المخيط في أي عضو من أعضائه، ويحرم على الأنثى ستر وجهها ولبس القفاز في يدها وتجب به الفدية.
(الثاني) الدهن لشيء من شعر الرأس أو من شعور. الوجه عمداً ولو رأس شعرة واحدة بأي دهن وتجب به الفدية أيضاً.
(الثالث) التطيب عمداً في أي جزء من ظاهر البدن أو باطنه أو في شيء من الملبوس بأي نوع من الأنواع التي يقصد منها غالباً رائحتها الطيبة كالمسك والزعفران والورد وتجب به الفدية أيضاً.  

Pasal 

(Hal-hal) yang diharamkan dengan sebab ihrom ada tujuh: pertama; mengenakan baju secara sengaja, maka haram terhadap laki-laki menutup kepalanya dan pakai pakaian yang meliputi ( berjahit) dimanasaja anggota dari anggota-anggota tubuhnya, haram terhadap perempuan menutup wajahnya dan mengenakan sarungtangan ditangannya, wajib bayar fidyah (tebusan) dengan sebab mengenakan pakaian yang meliputi. Yang kedua: pakai minyak untuk sesuatu dari rambut kepala atau rambut-rambut wajah secara sengaja walau ujung rambut satu saja dengan apasaja jenis minyak, wajib pula bayar fidyah dengan sebab berminyakan. Yang ketiga pakai wewangian secara sengaja dimanasaja bagian dari luaranya badan atau dalamnya badan, atau disesuatu di dari yang dipakai dengan apasaja macam jenis dari jenis-jenis yang dituju aroma wanginya darinya secara lumrah, seperti minyak misik, za'faron dan mawar, dan wajib bayar fidyah dengan sebab pakai wangi-wangian juga. 


الرابع الجماع ومقدماته كاللمس والتقبيل والمعانقة، ويحرم الجماع ولو بغير إنزال، ويفسد الحج به قبل التحلل الأول والعمرة قبل فراغ أعمالها وتجب بالجماع المفسد بدنة، فإن عجز عنها فبقرة، فإن عجز عنها فسبع من الغنم، فإن عجز قوم البدنة بسعر مكة وأخرج طعاماً بقيمتها، فإن عجز صام عن كل مد يوماً، ولا تجب فدية بالمقدمات إلا المباشرة بشهوة من غير حائل وفديتها وفدية الجماع غير المفسد شاة مخيرة كما سيأتي.الخامس عقد النكاح فيحرم نكاح المحرم ولا ينعقد لنفسه ولا لغيره لا بالوكالة ولا بالولاية ولو كانت عامة.  

Yang keempat; jima' dan pendahuluan nya seperti berpegangan, ciuman, dan berpelukan, jima' tersebut haram walau tanpa keluar mani, haji jadi rusak dengan sebab jima' sebelum tahalul awal dan umroh jadi rusak dengan jima' sebelum selasai amal-amalnya, wajib menyembelih unta badanah (unta yang digemukkan) dengan sebab jima' yang merusak, bila tidak kuasa darinya maka sapi, bila tidak kuasa dari sapi maka tujuh kambing, bila tidak kuasa maka memperhitungkan harga unta badanah dengan harga dikota mekah dan ia (orang yang berjima saat ibadah haji sebelum tahalul awal) mengeluarkan makanan dengan seharga onta badanah, bila tidak kuasa maka ia berpuasa untuk tiap-tiap mud sehari. Tidak wajib pidyah dengan sebab pendahuluan jima' kecuali bersentuhan kulit dengan bersyahwat dengan tanpa sesuatu yang menghalangi, fidyahnya pendahuluan jima' dan jima yang tidak merusak ialah seekor kambing yang mana ia (orang yang wajib fidyah ) memiliki pilihan seperti halnya yang akan disebutkan nanti. Yang kelima akad nikah, maka haram pernikahannya orang yang ihram dan tidak sah untuk dirinya dan orang lain tidak pula dengan sebagai wakil dan wali walau keadaan jadi walinya untuk orang umum.


 السادس إزالة شيء من الشعر أو من الأظفار بأي طريق من طرق الإزالة، وتجب بكل منهما فدية مستقلة ولو مع النسيان، ولا تجب الفدية الكاملة إلا في ثلاث شعرات أو ثلاثة أظفار في زمان ومكان واحد، فإن تعدد الزمان أو المكان وجب في كل شعرة وكل ظفر مد طعام ولو كثرت الشعور والأظفار. (السابع) التعرض لشيء من صيود البر الوحشية المأكولة ولو خارج أرض الحرم ولا يجب الجزاء فيها إلا بالإتلاف ولو مع النسيان وتجب المماثلة في ضمانها فلا تجزىء البدنة عن الذي وجبت فيه شاة. 

Yang keenam menghilangkan sesuatu dari rambut, atau kuku dengan manasaja cara menghilankan, wajib bayar fidyah tersendiri untuk setiap salahsatu dari keduanya walau karena lupa, tidak wajib pidyah yang sempurna kecuali saat menghilangkan tiga helai rambut tiga kuku di waktu dan tempat yang satu, bila waktu dan tempat nya berbilang (tidak disatu tempat tidak disatu waktu) maka wajib pada setiap rambut dan pada setiap kuku, wajib satu mud makanan walau ada banyak rambut dan kuku. Yang ketujuh mengganggu terhadap sesuatu dari hewan buruan darat yang liar yang dapat dimakan walau di luar tanah haram, tidak wajib balasan (mengganti dengan menyembelih hewan dan mensedekahkannya) pada hewan buruan tersebut kecuali dengan merusaknya (membunuh atau semisalnya) walau beserta lupa, wajib (menyembelih) hewan serupa dalam tanggungannya, maka tidak mencukupi unta badanah dari yang wajib kambing padanya. 


ويحرم على الحلال صيد حرم مكة والمدينة ووج الطائف وكذا شجرها مطلقاً ونباتها الذي من شأنه أن ينبت بنفسه ولا جزاء لشيء من ذلك إلا في حرم مكة خاصة، ولا يدخل جزاء الشعور في جزاء الأظافير، ولا جزاء الصيد في جزاء الشجر والنبات ولا العكس.
ويحرم نقل شيء من تراب الحرم وأحجاره ولو للتبرك وإن نقله لحرم آخر ويجب رده لمحله، ويكره نقل ذلك من الحل إلى الحرم.
ولا يحل لأحد أن يتملك لقطة حرم مكة أبداً ولو كانت حقيرة بل يحفظها إلى وجود صاحبها ولقطة عرفة وحرم المدينة كلقطة غيرهما من بقية البقاع.
وإذا كان للصيد مثل من الأنعام كالنعام وبقر الوحش والحمام فالواجب فيه إما ذبح مثله وتفرقته وإما إخراج طعام بقدر قيمته، وإما صيام يوم عن كل مد وإن لم يكن له مثل كالعصافير فالواجب فيه إما إخراج طعام بقيمته وإما صيام يوم عن كل مد، وهذه المحرمات كلها تحل للمحرم بعد التحلل الأول إلا الجماع ومقدماته وعقد النكاح فلا تحل إلا بعد التحلل الثاني. 

Haram terhadap orang halal (tidak sedang ihrom) hewan buruan tanah haram mekah, madinah, dan wajjit thoif, begitupula pepohonannya secara umum (walau ditanam oleh manusia), dan tumbuh-tumbuhannya yang tumbuh dengan sendiri nya, tidak ada balasan untuk sesuatu dari pepohonan dan tanaman tersebut kecuali khusus di tanah haram mekah, balasan hilangkan rambut tidak masuk kepada balasan hilangkan kuku, balasan hewan buruan tidak masuk kepada balasan pepohonan dan tanaman, begitu pula sebaliknya. Haram memindahkan sesuatu dari tanahnya tanah haram dan bebatuannya  walau untuk mengharap keberkahan walaupun memindahkannya ketanah haram lainya, wajib mengembalikan sesuatu tersebut ditempatnya, dimakruhkan memindahkan sesuatu tersebut dari tanah halal ke tanah haram. Tidak halal bagi seseorang jadi pemilik barang temuan tanah haram mekah selamanya walau barang itu tidak berharga, tapi ia menjaganya hingga diketemukan pamiliknya, barang temuan diArafah dan tanah haram madinah itu seperti barang temuan diselain keduanya dari tanah pelataran yang selainnya. Apabila hewan buruan ada serupanya  dari hewan ternak seperti burung unta, sapi liar, dan burung merpati maka yang wajib dalam hewan buruan tersebut adakalanya menyembelih hewan serupanya dan membagi-bagikanya, adakalanya mengeluarkan makanan dengan ukuran harga hewan serupa tersebut, dan adakalanya puasa sehari untuk pe-rMud. Bila hewan buruan tidak ada serupanya seperti burung pipit maka yang wajib padanya itu adakalanya mengeluarkan (mensodakohkan) makanan dengan nilai harganya, adakalanya puasa per-Mud sehari. Yang diharamkan tersebut halal bagi orang yang ihrom setelah tahalul awal kecuali jima, pendahuluan jima, dan akad nikah, maka ketiga hal tersebut tidak halal kecuali setelah tahalul kedua.


 فصل: وإذا منع المحرم من إتمام أركان النسك الذي أحرم به جاز له أن يتحلل فيذبح شاة وينوي التحلل عند ذبحها ثم يزيل ثلاث شعرات من رأسه وينوي التحلل عند إزالتها، فإن عجز عن الذبح أخرج طعاماً بقيمة الشاة ونوى التحلل عند إخراجه، ويقدم إخراج الطعام على إزالة الشعر، فإن عجز عن الطعام صام عن كل مد يوماً وتحلل بإزالة الشعر مع النية، ولا يتوقف التحلل على الصيام ولا يلزمه قضاء ما تحلل منه بل يبقى في ذمته كما كان قبل الإحرام به، ومن طلع عليه الفجر يوم النحر وهو محرم بالحج ولم يدرك عرفة فقد فاته الحج ووجب عليه أن يتحلل بعمل عمرة ويلزه قضاء الفائت في السنة القابلة ويلزمه ذبح شاة في سنة القضاء. 

pasal

Apabila seseorang yang ihrom mendapat halangan untuk menyempurnakan rukun-rukun ibadah haji yang mana ia telah ihrom haji, maka boleh baginya untuk tahalul, kemudian ia meyembelih kambing, ia niat tahalul saat menyembelihnya, lalu ia menghilangkan tiga helai rambut dari kepalanya, ia niat tahalul saat menghilangkannya. Apabila ia tidak mampu dari menyembelih kambing maka ia mengeluarkan (mensodakohkan) makanan dengan nilai harganya, ia niat tahalul saat mengeluarkan nya, ia mendahulukan mengeluarkan makanan atas menghilangkan rambut. Bila ia tidak mampu dari mengeluarkan makanan maka ia puasa dari tiap Mud perhari, ia tahalul dengan menghilangkan rambut beserta niat puasanya, tahalul tidak tertangguhkan terhadap puasa, ia tidak perlu mengqodo apa yang ia tahaluli darinya melainkan apa yang ia tahaluli masih dalam tanggungannya separti keadaan apa yang sebelum ihrom haji. Barang siapa telah muncul padanya pajar hari nahar (10 dzulhijjah) sedangkan ia berihrom haji dan ia belum dapat keArofah maka sungguh ibadah hajinya telah terlewat, dan ia wajib tahalul untuk amal ibadah umroh, dan ia wajib  mengqodo yang terlewat itu di tahun yang akan datang, dan ia wajib menyembelih kambing di tahun qodo.


فصل): ومن ترك شيئاً من الواجبات أو فعل شيئاً من المحرمات لزمه دم (والدماء) في الحج والعمرة أربعة أقسام: مرتب مقدر، ومرتب معدل، ومخير مقدر، ومخير معدل. (فالمرتب) هو الذي لا يصح الانتقال عنه إلى بدله إلا عند العجز عنه. (والمخير) بعكسه (والمعدل) هو الذي ينتقل عنه إلى شيء آخر بقيمته.(والمقدر) هو الذي ينتقل عنه إلى شيء لا يزيد ولا ينقص.

pasal

Barangsiapa meninggalkan suatu wajib-wajib (haji atau umroh) atau ia berbuat sesuatu dari yang diharam-haramkan maka wajib padanya bayar Dam (denda haji atau umroh). Dam dalam haji dan umroh ada empat bagian: 1. Dam MUROTTAB MUQODDAR, 2. Dam MUROTTAB MU'ADDAL, 3. Dam MUKHOYYAR MUQODDAR, 4. Dam MUKHOYYAR MU'ADDAL. Dam MUROTTAB ialah dam yang tidak sah mengalihkannya ke penggantinya kecuali ketika tidak mampu dari dam tersebut. Dam MUKHOYYAR ialah sebaliknya MUROTTAB, dam Muaddal dam ialah yang dapat dialihkan darinya kesesuatu yang lain dengan nilai hargannya. Dam muqoddar ialah dam yang dapat dialihkan darinya kesesuatu (yang nilai harganya) tidak lebih dan tidak kurang. 


وأسباب المرتب المقدر تسعة: التمتع والقران وفوات الحج وترك الإحرام من الميقات وترك مبيت مزدلفة ومبيت منى وترك رمي الجمار وترك طواف الوداع، وكل سنة في النسك نذرها الشخص على نفسه وخالف نذره كأن نذر الحلق فقصر أو المشي فركب. وفي كل واحدة من هذه التسعة شاة فإن عجز عنها فصوم عشرة أيام ثلاثة في الحج إن أمكن صومها فيه وسبعة إذا رجع لوطنه. وللمرتب المعدل سببان: الجماع المفسد والإحصار وهو المنع من إتمام أركان النسك، وقد تقدم ما يجب عند العجز عن البدنة في الجماع وعند العجز عن الشاة في الإحصار.

Sebab-sebab dam murottab muqoddar ada sembilan: 1.haji Tamattu' ( mendahulukan umroh setelah itu selesai kemudian menjalankan haji). 2. Haji qiron ( haji dan umroh dilakukan secara bersamaaan), 3. Haji terlewat (karena tidak bisa hadir diArofah diwaktunya). 4. Meninggalkan ihrom dari miqot ( ihromya tidak dari miqotnya). 5. Meninggalkan (tidak mengerjakan) bermalam diMuzdalifah. 6. Meninggalkan bermalam diMina. 7. Meninggalkan  melempar jumrah. 8. Meninggalkan thawaf wada. 9. Setiap sunah dalam ibadah haji yang seseorang menadzarkan sunah itu atas dirinya dan ia tidak sesuai terhadap nadzarnya seperti ia nadar mecukur malahan ia potong pake gunting, atau ia nadzar hajinya akan jalan kaki saja malah ia mengendarai. Pada setiap salahsatu dari sembilan tersebut dam-nya seekor kambing (yang mencukupi dalam kurban). Bila ia tidak mampu dari menyembelih kambing maka puasa sepuluh hari, 3 hari dalam haji bila puasa tersebut memungkinkan dilakukan dalam berhaji, 7 hari dilakukan bila sudah kembali dikampung halamannya. Bagi dam murottab mua'ddal ada dua sebab: 1. Jima' yang merusak. 2. Ihsor, yaitu ada halangan dari menyempurnakan rukun-rukun ibadah haji. Dan sungguh telah berlalu (tentang keterangan) apa yang wajib ketika tidak mampu dari unta badanah dalam (masalah) jima', dan ketika tidak mampu dari menyembelih kambing dalam (masalah) ihsor (terhalang untuk menyempurnakan rukun-rukun haji).

وأسباب المخير المقدر ثمانية إزالة الشعر والأظفار واللبس والدهن والتطيب ومقدمات الجماع والوطء بين التحللين وبعد الجماع المفسد وقبل تمام المفسد. وفي كل واحد من هذه الثمانية يتخير الشخص بين ذبح شاة أو التصدق بثلاثة صيعان على ستة مساكين لكل مسكين منهم نصف صاع أو صوم ثلاثة أيام.
وللمخير المعدل سببان فقط: إتلاف الصيد والشجر وقد تقدم الواجب في الصيد ومثله الواجب في الشجر، ولا يصح ذبح هذه الدماء كلها ولا تفرقتها ولا تفرقة الطعام بدلها إلا في الحرم، ويستثنى منها دم الإحصار فيذبح في مكان الإحصار ويفرق هو أو بدله فيه، ولا يصح نقله عنه إلا إلى الحرم. 

Sebab-sebab dam mukhoyyar muqoddar ada delapan: 1. Menghilangkan rambut. 2. Menghilangkan kuku. 3. Pakai pakaian (yang diharamkan saat ihrom). 4. Pakai minyak. 5. Pakai wewangian. 6. Pendahuluan jima'. 7. Wathi (bersetubuh) antara dua tahalul. 8. Jima setelah jima' yang merusak dan sebelum sempurnanya  yang merusak. Pada setiap salah satu dari delapan tersebut seseorang dapat memilih antara menyembelih kambing atau sedekah 3 sho' (makanan) kepada enam orang miskin, bagi setiap orang miskin dari enam orang tersebut mendapat setengah sho' atau ia puasa tiga hari. Bagi dam mukhoyyar mua'addal ada dua sebab saja: 1. Mengganggu hewan buruan. 2. Merusak pepohonan. Dan telah berlalu keterangan yang wajib pada masalah hewan buruan dan semisal buruan telah berlalu pula yang wajib pada masalah pepohonan. Tidak sah menyembelih dam-dam tersebut semuanya dan tidak sah pula membagi- baginya, dan tidak sah pula membagi-bagi makanan pengganti dam tersebut kecuali sah nya di tanah haram, kecuali dam ihsor, dam ihsor tersebut disembelih ditempat ihsor (tempat ia terhalang menyempurnakan rukun haji), dam ihsor tersebut atau pengganti nya dibagi-bagi ditempat itu, tidak sah mengalihkan dam tersebut dari situ kecuali keTanah haram.


Selanjutnya klik disini

Terjemah kitab kuning

Taqrib tengah Safinatun naja   Fathul muin Nashoihul ibad Syarah sittin Jurumiah Riyadul badiah Ta'limul muta...