(كـ) ما يجبُ رُبْعُ عُشْرِ قيمةِ العَرْضِ في (مالِ تجارةٍ) بلغ النِّصابَ في آخرِ الحَوْلِ، وإن مَلِكَه بدون نِصابٍ. ويُضَمّ الربحُ الحاصلُ في أثناءِ الحَوْلِ إلى الأصلِ في الحَوْلِ إن لم يَنِضّ، أما إذا نَضّ بأن صار ذهباً أو فِضّة وأمْسَكَهُ إلى آخِرِ الحول فلا يُضَمّ إلى الأصلِ، بل يُزَكِّي الأصلَ بحَوْلِهِ، ويُفْرِدُ الرِّبحَ بحَوْلٍ ويصير عرضَ التجارة للقَنيَةِ بنيتها، فينقَطِعُ الحوْلُ بمجرّدِ نية القِنيَة، لا عكسه. ولا يُكَفّر مُنْكِرُ وجوبِ زكاةِ التجارةِ للخلاف فيه .
Sebagaimana wajib mengeluarkan seperempat perpuluh ( 2,5 %) sebagai zakat hata dagangan? yang telah mencapai nishabnya pada akhir masa satu tahun, sekalipun awal kepemilikan kurang dari satu nishab. Keuntungan yang diperoleh ditengah tahun dijumlahkan jadi satu dengan modal, jika tidak berwujud emas perak, kalau keuntungan itu berwujud emas perak dan masih terus hingga akhir tahun, maka tidak dijumlahkan jadi satu modal, tetapi harta modal dizakati sendiri menurut perhitungan tahunnya dan keuntungan disendirikan zakatnya berdasar perhitungan tahunnya sendiri. Harta dagangan menjadi harta simpanan karana disimpan dengan niat menyimpannya, maka terputuslah hitungan haul (hitungan masa satu tahun) dengan semata-mata niat menyimpan tersebut, tetapi tidak sebaliknya. Orang yang mengingkari kewajiban zakat harta dagangan tidak dihukumi kafir, sebab adanya perselisihan pendapat mengenai kewajiban masalah ini.
(وشُرِطَ) لوجوبِ الزكاة في الذهب والفضةِ، لا التجارَة (تمام نِصابٍ) لهما (كل الحَوْلِ) بأن لا يَنْقُصَ المالُ عنه في جزءٍ من أجزاء الحول. أما زكاة التجارة فلا يُشْتَرَطُ فيها تمامُه، إلاّ آخره، لأنه حالة وجوب. (وينقطِعُ) الحولُ (بتخلّل زوال مُلكٍ) أثناءه بمعاوضَةٍ أو غيرها. نعم، لو مَلَكَ نِصاباً ثم أقْرَضَهُ آخر بعد سِتّة أشهر لم ينقطِع الحَوْلُ. فإِن كان مَليّاً أو عادَ إليه أخرَجَ الزكاةَ آخِرَ الحوْلِ، لأن المُلْكَ لم يَزَلْ بالكلية، لِثُبوتِ بَدَلِهِ في ذمّةِ المقترضِ. (وَكُرِهَ) أن يزيلَ مُلْكَهُ ببيعٍ أو مبادلةٍ عما تجِبُ فيه الزكاةُ (لحِيلةٍ) بأن يَقْصِدَ به دَفَع وجوب الزّكاةِ، لأنه فِرارٌ مِنَ القُرْبَةِ. وفي الوجيز: يَحْرُمُ. وزادَ في الإحياءِ: ولا يبرىء الذمّة باطناً، وأنّ هذا من الفِقِه الضَّارّ. وقال ابن الصّلاحِ: يأثَمُ بقَصدِهِ، لا بِفعْلِهِ. قال شيخنا: أما لو قَصَدَهُ لا لحيلةٍ، بل لحاجةٍ، أو لها وللفَرارِ، فلا كراهة.
Syarat diwajibkan zakat emas perak, tidak termasuk syarat wajib harta dagangan adalah Sempurnanya jumlah satu nishab emas perak selama satu tahun, tidak pernah berkurang dari jumlah nishab di atas dalam masa-masa selama satu tahun. Mengenai zakat harta dagangan, maka hal ini tidak menjadi syaratnya, hanya pada akhir tahunlah hal itu dipersyaratkan, karena disinilah masa kewajiban itu terjadi. Haul terputus sebab terjadi hilangnya status kepemilikan (atas emas perak) ditengah-tengah masa satu tahun, baik lantaran penukaran' atau lainnya. Tapi bila seseorang memiliki satu nishab emas perak, lalu setelah 6 bulan dimilikinya ia
hutangkan kepada orang lain, maka haul tidak terputus, kemudian jika penghutang itu kaya atau satu nishab tadi telah kembali kepadanya, ia pun wajib mengeluarkan zakatnya pada akhir tahun, karena hak milik tidak pernah hilang secara keseluruhan, sebab masih adanya pengganti pada tanggungan sang penghutang. Makruh menghilangkan status kemilikannya dengan cara menjual atau menukar atas atas harta yang terkena zakat, dengan tujuan Khilah, yaitu bermaksud menghindari kewajiban zakat, karena perbuatan itu berarti menghindari ibadah. Dalam Al-Wajiiz disebutkan bahwa hal itu hukumnya Haram. Al-Ghazali dalam Al-Ihyaa' menambahkan secara batin, tanggungan zakatnya belum bebas. Dan itu termasuk fiqh yang berbahaya. Ibnu Shalah berkata : Dosanya terletak pada maksudnya, buka semata-mata pada perbuatannya."' Guru kita berkata : adapun jika ia bermaksud untuk khilah tetapi karena ada kebutuhan, atau karena ada kebutuhan dan karena menghindari ibadah maka tidak dihukumi Makruh.
[تنبيه]: لا زكاةَ على صَيْرَفيّ بادَلَ ولو للتجارة في أثناءِ الحَول بما في يدِهِ من النقدِ غيرَهُ من جِنْسِهِ أو غيرَه. وكذا لا زكاةَ على وارِثٍ ماتَ مُورِثُهُ عَنْ عروضِ التجارَةِ حتى يتصّرف فيها بِنيتِها، فحينئذ يستأنفُ حَوْلَها. (ولا زكاةَ في حُليّ مُباحٍ، ولو) اتخذَهُ الرجلُ بلا قصدِ لبْسٍ أو غيرِه، أو اتخذَهُ (لإِجارَةٍ)، أو إعارةٍ لامرأة، (إلا) إذا اتخذَهُ (بنية كَنْزٍ) فتجبُ الزكاةُ فيهِ.
(Peringatan ) Tidak wajib zakat terhadap Sya'irafiy (pedagang uang) yang menukarkan uang yang ada ditangannya dengan uang lain dalam jenis sama ataupun jenis lain ditengah tahun perdagangan sekalipun hal itu untuk berdagang." Demikian pula dengan ahli waris juga tidak terkena kewajiban zakat dagangan dari muwarrits (orang yang diwarisi harta) yang mati sampai ahli waris sendiri mentasarrufkan harta dagangan warisan itu dengan niat berdagang, maka dalam hal ini ia memulai kembali hitungan haul perdagangannya. Kewajiban zakat juga tidak terjadi pada perhiasan yang diperbolehkan," sekalipun barang tersebut dibuat oleh lelaki tidak dengan maksud untuk dipakai atau yang lain, atau dibuat untuk disewakan atau dipinjamkan kepada orang wanita. Kecuali bila dibuat untuk maksud disimpan, maka dikenakan kewajiban zakat.
[فرع]: يجوزُ للرجلِ تخَتمٌ بخاتمِ فِضة، بل يُسَنّ في خُنْصُرِ يمينِهِ أو يَسارِهِ، للاتّباع. ولِبْسُهُ في اليمين أفضَل. وصَوَّبَ الأذْرعيّ ما اقتضاهُ كلامُ ابنُ الرِّفعةِ من وجوبِ نَقْصِهِ عن مثقالٍ للنّهي عن اتخاذِهِ مِثْقالاً، وسَندُه حَسَنٌ، لكن ضَعَّفَه النوويّ. فالأوْجَه أنه لا يضبَطَ بمثقالٍ بل بما لا يُعَدُّ إسرافاً عُرفاً. قال شيخنا: وعليه، فالعبرةُ بعُرْفِ أمثال اللابِسِ. ولا يجوزُ تعدُّدُه، خِلافاً لجَمْعٍ، حيثُ لم يُعَدُّ إسرافاً.
(Cabangan Masalah ) Boleh bagi kaum lelaki memakai cincin perak. Bahkan sunah memakainya pada jari kelingking tangan kanan atau kiri, sebab mengikuti Rasulullah Memakainya ditangan kanan lebih utama. Al-Adzro’iy membenarkan isi pembicaraan Ibnu Rifah bahwa cincin perak tersebut wajib kurang
dari satu Mitsqal, karena adanya larangan pembuatannya seberat satu Mitsqal : Sanadnya Hasan, tetapi didla'ifkan oleh An-Nawawiy, maka pendapat yang Aujah, cincin perak itu tidak dibatasi satu mitsqal, tetapi sampai dengan batas tidak dianggapnya berlebihan menurut Urf. Guru kita berkata: untuk itu, ukuran penilaiannya adalah urf dikalangan orang-orang yang setingkat dengan yang memakainya. Tidak boleh memakainya lebih dari satu, dalam yang setingkat dengan yang memakainya. Tidak boleh memakainya lebih dari satu, dalam hal ini berselisih dengan pendapat segolongan Ulama', (boleh memakai lebih dari satu) selama belum dianggap berlebih-lebihan
وتحْليَتُه آلَةَ حَرْبٍ، كسَيْفٍ ورُمحٍ، وتُرْسٍ، ومِنْطَقَةٍ وهي ما يُشَدُّ بها الوسط وسِكينُ الحربِ دون سكين المِهنَةِ والمِقْلمَةُ: بفِضّة، بلا سَرَفٍ، لأن ذلك إرهاباً للكُفارِ، لا بذَهبٍ، لزيادَةِ الإِسرافِ والخُيَلاءِ. والخبرُ المبيحُ لَهُ ضعَّفَهُ ابنُ القَطّان، وإن حَسّنَهُ التِّرمذيُّ. وتحْليَتُهُ مُصْحَفاً. قال شيخنا: أي ما فيه قرآن، ولو للتَّبَرُّكِ، كغِلافِهِ بِفِضّة. وللمرأة تحليَتُهُ بذَهَبٍ إكراماً فيهما. وكَتْبُهُ بالذَّهب حَسَنٌ. ولو مِنْ رَجُلٍ، لا تحليَةُ كتابٍ غيره، ولو بفضةٍ. والتمويه حرامٌ قَطعاً مُطلقاً. ثم إن حَصَلَ منه شيء بالعَرْضِ على النَّار حَرُمَت استِدامَتُه، وإلا فلا، وإن اتَّصل بالبَدَنِ، خلافاً لجمع.
Boleh bagi seorang lelaki menghiasi alat perang dengan perak tanpa berlebih-lebihan. Misalnya pedang, tombak, perisai, sabuk, pisau perang bukan pisau dapur, bukan tempat pulpen, karena hal itu bisa membuat gentar orang kafir. Tidak boleh menghiasi dengan emas, sebab terlalu berlebih-lebihan dan angkuh. Sedangkan Hadits yang menyatakan boleh adalah dinilai Dla'if oleh Ibnul Qaththan, sekalipun At-Turmudziy menganggapnya Hasan. Bagi lelaki boleh menghiasi Mushhaf dengan perak. Guru kita berkata : Maksudnya yaitu segala sesuatu yang ada tulisan Al-Qur'annya, sekalipun hanya untuk tabarruk, seperti sampul mushhaf, Bagi kaum wanita boleh menghiasi mashhaf dengan emas. Keduanya (lelaki menghiasi dengan perak dan wanita dengan emas) diperbolehkan karena untuk memuliakannya. Menulis mushhaf dengan tinta emas adalah bagus, sekalipun dilakukan oleh orang lelaki. Tidak boleh menghias kitab orang lain, sekalipun memakai perak. Menyepuh hukumnya haram secara pasti, dan mutlak . Kemudian jika sepuhan tersebut dibakar dengan api dapat mengluarkan sesuatu dari emas tersebut maka haram membiarkannya. Kalau tidak, maka tidaklah haram sekalipun mengenai badan, berbeda dengan pendapat segolongan Ulama'.
ويحلّ الذهب والفضة بلا سَرَف لامرأة، وصبيّ إجماعاً في نحو السّوار، والخلخالِ، والنَّعلِ، والطَّوْق. وعلى الأصحّ في المنسوجِ بهما. ويحلّ لهنّ التَّاجُ وإن لم يعتَدْنَه وقِلادَةٍ فيها دَنانيرُ مُعَرّاة قطعاً، وكذا مَثْقوبة، ولا تجِبُ الزكاةُ فيها. أما مع السَرَفِ: فلا يحلّ شيء من ذلك، كخلخال وزنُ مجموعِ فردَتيْه مائتا مِثقال، فتجِبُ الزكاةُ فيه
Halal emas, perak tanpa berlebih-lebihan bagi orang wanita, anak kecil secara Ijma', dipakai untuk semacam gelang, keroncong (gelang kaki), sandal dan kalung. Menurut pendapat yang lebih Shahih, halal pula bagi mereka kain berbenang emas dan perak. Halal bagi kaum wanita memakai mahkota sekalipun tidak biasa. Dan halal secara pasti kalung yang terdapat dinar terantai, demikian pula dinar-dinar yang dilubangi. Kewajiban zakat tidak mengenai gelang, kalung, dan sebagainya. Adapun yang berlebih-lebihan, maka tidaklah halal dipakai, seperti keroncong emas yang jumlah emas murni keduanya mencapai 200 Mitsqal. Maka disini dikenakan kewajiban zakat.
. (و) تجبُ على من مرّ (في قُوتٍ) اختياريّ من حبوب (كَبُرَ)، وشعيرٍ، (وأرُزّ)، وذُرّةٍ، وحِمص، ودُخْن، وباقِلاءُ، ودقسة. (و) في (تمرٍ وعِنَبٍ) من ثمار (بلغ) قدر كل منهما (خمسة أوسُقٍ) وهي بالكيل: ثلثمائة صاع. والصّاعُ: أربعةُ أمدادٍ. والمدّ: رَطلٌ وثُلُث (مُنقى) من تِبنٍ) وقِشرٍ لا يؤكل معه غالباً. واعلمْ أن الأرُزَّ مما يُدَّخَر في قشرِهِ ولا يؤكل معه، فتجبُ فيه إن بلغ عشرةَ أوسُقٍ (عشر) للزكاة. (إن سُقيَ بلا مُؤْنَةٍ) كمطَرٍ، (وإلا) أي وإن سُقيَ بمؤْنَة كنضْحٍ (فنِصفُه) أي نصفُ العُشْرِ. وسَبَب التفرقة: ثِقَلُ المؤنة في هذا، وخِفّتها في الأوّل، سَواءٌ أزُرِعَ ذلك قصداً، أم نَبَتَ اتفاقاً كما في المجموع حاكياً فيه الاتّفاق، وبه يُعْلم ضِعفُ قولِ الشيخ زكريا في تحريرِه تبعاً لأصله: يُشُتَرطُ لوجوبِها أن يزرَعَهُ مالِكه أو نائِبُه، فلا زكاة فيما انزرَعَ بنفسِهِ، أو زَرَعَه غيرُه بغير أذنِهِ. ولا يُضَمّ جِنْسٌ إلى آخَر لتكميلِ النصابِ، بخلاف أنواع الجنسِ، فتُضَم. وزَرْعا العام يُضَمّان إن وَقَعَ حصادِهما في عام.
Dan wajib atas orang-orang diatas (muslim merdeka) Dalam makanan pokok diwaktu stabil, baik berupa biji-bijian seperti gandum merah, gandum putih, beras, jagung, kacang, jagung kecil, biji ful dan daqah. Maupun berupa buah-buahan, seperti buah kurma dan anggur, yang mencapai jumlah semuanya 5 Wasaq, yaitu tertakar 300 Sha'. Satu Sha' = 4 Mud. Satu mud= 1,1/3 Big. Dalam keadaan bersih dari jerami dan kulit yang biasanya tidak turut dimakan. Dalam hal ini, ketahuilah bahwa padi yang disimpan beserta kulitnya yang tidak turut kemakan, kewajiban zakatnya adalah bila telah mencapai 10 Wasaq. Untuk itu dikenakan zakat sebesar 10% jika pengairannya waktu menanam didapat tanpa biaya, misalnya air hujan. Kalau pengairannya dengan biaya misalnya dari tengki atau gerbong air, maka zakatnya separo dari 10%, yaitu 5%. Sebab dibedakannya besar zakat yang dikeluarkan adalah karena beratnya biaya disini, sedang ringan biayanya untuk yang diatas. Demikian itu baik disengaja ditanam maupun tumbuh secara kebetulan, seperti keterangan dalam al-Majmu yang mengemukakan bahwa hukum seperti itu adalah telah disepakati Ulama. Dengan keterangan Al-Majmu' ini, bisa diketahui kelemahan pendapat Syeikh Zakariyya dalam Tahrirnya sebab mengikut pada kitab asalnya. Untuk kewajiban zakatnya, disyaratkan hendaknya ditanam oleh pemilik atau wakilnya, dan berarti tidaklah wajib dikeluarkan zakatnya untuk yang tumbuh dengan sendiri atau yang ditanam oleh orang lain tanpa seizin pemiliknya. Satu jenis tidak bisa dikumpulkan dengan jenis lainnya guna menyempurnakan jumlah nishab, lain halnya macam-macam kualitas dalam satu jenis maka dapat dikumpulkan. Dua tanaman dalam setahun bisa dikumpulkan bila panen dari keduanya terjadi dalam satu tahun.
[فرع]: لا تجبُ الزكاةُ في مالِ بيتِ المالِ، ولا في رَيْعٍ موقوفٍ من نخلٍ أو أرضٍ على جهةٍ عامة كالفقراء والفقهاء والمساجد لعدم تَعيُّن المالِك. وتجبُ في موقوفٍ على معيَّن واحدٍ، أو جماعَةٍ معيَّنة كأولادِ زيد ، ذَكَرَهُ في المجموعِ. وأفتى بعضُهُم في موقوفٍ على إمامِ المسجدِ أو المدرِّس بأنه يلزمه زكاتُه كالمعيَّن . قال شيخنا: والأوجَهُ خلافه، لأن المقصودَ بذلك: الجهةَ: دون شخصٍ مُعّينٍ.
(Cabangan Masalah ) Harta Baitul Mal tidak wajib dizakati, demikian pula hasil dari barang waqafan misalnya pohon kurma, bumi yang diwaqafkan untuk kepentingan umum, misalnya untuk orang-orang faqir, para ahli agama dan masjid-masjid karena tidak tertentu pemiliknya. Wajib dikeluarkan zakat hasil dari barang yang diwaqafkan kepada orang tertentu atau jamaah tertentu, misal kepada putera-putera Zaid, demikian disebutkan An-Nawawiy dalam Al-Majmu'. Sebagian Ulama mengeluarkan fatwa bahwa barang waqaf untuk imam masjid atau guru adalah wajib dikeluarkan zakatnya, seperti halnya waqaf untuk orang tertentu. Guru kita berkata : Menurut pendapat yang aujah, bukanlah begitu karena yang dimaksud dengan perwaqafannya adalah kepentingannya (kepentingan Imam atau Guru) bukan imam atau gurunya itu sendiri.
[تنبيه]: قال الجلال البلقينيّ في حاشيةِ الرَّوضَةِ، تبعاً للمجموع: إن غُلَّة الأرضِ المملوكةِ أو الموقوفةِ على مُعَيّن، إن كان البَذرُ من مالِ مالِكِها أو الموقوفِ عليه: فتجبُ عليه الزكاةُ فيما أخرَجَتْهُ الأرضُ. فإن كان البَذْرُ من مالِ العاملِ وجَوَّزْنا المخابَرةَ، فتجبُ الزكاةُ على العامِلِ، ولا شيء على صاحِبِ الأرضِ، لأن الحاصِلَ لَه أجْرَةُ أرضِه. وحيثُ كان البَذرُ مِن صاحِب الأرضِ، وأعطِيَ منهُ شيءٌ للعاملِ، لا شيءَ على العاملِ، لأنه أجْرَةَ عملِه. اه.
وتجبُ الزكاة لنباتِ الأرضِ المستأجرَةُ مع أجْرَتِها على الزارِع. ومُؤْنَةُ الحَصادِ والدّياس على المالك.
(Peringatan ) Sebab mengikuti Al-Majmu',
dalam Hasyiyah Raudloh imam Jalal Al-Bulqiniy berkata : Sesungguhnya penghasilan dari bumi yang dimiliki atau diwaqafkan kepada orang tertentu, apabila bibitnya diambil dari harta pemiliknya atau penerima waqaf, maka baginya wajib mengeluarkan zakat hasil bumi tersebut. Apabila bibitnya itu dari harta penggarap tanah dan disini kita membolehkan Mukhabarah, maka bagi penggarap itu wajib mengeluarkan zakat hasil bumi bagiannya, sedang pemilik tanah tidak wajib menzakati bagiannya, karena yang ia terima itu adalah merupakan sewa buminya. Kalau bibit itu dari pemilik tanah, lalu sebagian hasilnya ia berikan kepada penggarap, maka penggarap tidak wajib menzakati, karena yang ia terima itu sebagai upah pekerjaannya - selesai -
Yang wajib membayar zakat hasil bumi yang digarapkan dan upahnya adalah penanamnya. Biaya memanen dan penumbuk adalah tanggungan pemilik hasil tersebut.
(و) تجبُ على من مرّ لِلزّكاة (في كلّ خمس إبلٍ شاةٌ) جَذِعَةُ ضَأْنٍ لها سَنَة، أو ثنية معزٍ لها سنتان، ويجزىء الذَّكر، وإن كانتْ إِبله إناثاً، لا المريضَ إن كانت إبله صِحاحاً (إلى خمسٍ وعشرينَ) منها. ففي عشر شاتان، وخمسةَ عشر ثلاثٌ، وعشرين إلى الخمس والعشرين أربعٌ، فإِذا كَمُلَتْ الخمسَ والعشرون (فبنتُ مخاضٍ) لها سَنة، هي واجِبُها إلى سِتّ وثلاثين. سُمِّيَت بذلك لأن أمّها آن لها أن تصيرَ مِن المخاضِ أي الحوامِل
Dan wajib zakat atas orang tersebut di atas (Muslim merdeka) Untuk setiap 5 ekor unta, zakatnya seekor kambing gibas berumur satu tahun atau kambing maʼzin ( wedus kacang : jawa ) umur dua tahun, boleh kambing jantan walaupun untanya betina semua, tapi tidak boleh kambing yang sakit jika untanya sehat semua. Sepeti itu berlaku sampai jumlah untanya 25 ekor, maka untuk 10 ekor unta zakatnya dua ekor kambing, 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing, dan untuk 20-25 (dua puluh sampai duapuluhlima) ekor unta zakatnya 4 ekor kambing. Jika untanya genap menjadi 25 ekor, maka zakatnya seekor unta betina Bintu Makhadl berumur satu tahun, kewajiban ini berlaku sampai pada jumlahnya unta 36 ekor.? Unta disebut Bintu Makhadl karena induknya telah sampai pada waktu menjadi hamil.
(وفي ستّ وثلاثين) إلى ست وأربعين (بنتٌ لبونٍ) لها سنتان. سُمّيَت بذلك لأن لها أمها آن لها أن تَضع ثانياً، وتصيرَ ذات لبنٍ. (و) في (ست وأربعين) إلى إِحدى وستين: (حِقّةٌ) لها ثلاث سنين، وسميت بذلك لأنها استحَقّت أن تُركبَ، ويُحْمَلَ عليها، أو أن يَطْرُقَها الفحلُ. (و) في (إحدى وستين: جَذِعَة) لها أربع سنين. سُمّيَت بذلك لأنها يُجْذَعُ مقدَّمُ أسنانها، أي يسقط. (و) في (ست وسبعين: بِنْتا لَبونٍ. و) في (إحدى وتسعين: حِقّتان. و) في (مائة وإحدى وعشرين ثلاثُ بناتٍ لبونٍ. ثم) الواجِبُ (في كل أربعين بنتٌ لبون. و) في كل (خمسين حِقّة.
.
Untuk unta berjumlah 36-46 ekor, zakatnya seekor unta betina Bintu Labun berumur dua tahun, dinamakan Bintu Labun sebab induknya telah sampai pada waktu melahirkan yang kedua kalinya dan mempunyai banyak air susu. Untuk unta berjumlah 46-61 ekor, zakatnya seekor unta betina Hiqqah berumur 3 tahun, dinamakan Hiqqah sebab telah berhak dikendarai, dibebani muatan atau dikawini oleh pejantan. Untuk unta berjumlah 61 ekor, zakatnya unta betina Jadza'ah berumur 4 tahun, dinamakan Jadza'ah, sebab telah tanggal gigi-gigi bagian depannya. Untuk unta berjumlah 76 ekor zakatnya dua ekor Bintu Labun.Untuk unta berjumlah 91 ekor zakatnya dua ekor Hiqqah.Untuk unta berjumlah 121 ekor zakatnya 3 ekor bintu labun. Kemudian setiap 40 ekor unta kewajiban zakatnya adalah seekor Bintu Labun dan setiap 50 ekor adalah seekor Hiqqah.
و) يجبُ (في ثلاثين بَقَرةٌ إلى أربعين تبيعٌ) له سنة، سُمّيَ بذلك لأنه يتبع أمّه. (و) في (أربعين) إلى ستين: (مُسِنّةٌ) لها سنتان، سميت بذلك لتكامُلِ أسنانها. (و) في (ستين: تَبيعانِ، ثم في كل ثلاثين: تبيعٌ. و) في كل (أربيعن: مُسِنّة
Untuk 30-40 ekor lembu/sapi kewajiban zakatnya adalah seekor anak lembu tabi' berumur satu tahun. Anak lembu dinamakan Tabi' sebab ia mengikuti kemana ibunya pergi. Untuk 40-60 ekor lembu zakatnya adalah seekor lembu betina Musinnah berumur dua tahun, dinamakan Musinnah sebab telah sempurna giginya tumbuh. Untuk 60 ekor lembu zakatnya dua ekor Tabi'. Kemudian untuk setiap 30 ekor lembu zakatnya seekor Tabi' dan setiap 40 ekor zakatnya seekor Musinnah.
ٌ. و) يجبُ (في أربعين غنماً) إلى مائة وإحدى وعشرين: (شاةٌ. و) في (مائة وإحدى وعشرين) إلى مائتين وواحدة (شاتان. و) في (مائتين وواحدة) إل ثلثمائة (ثلاث) من الشياه. (و) في (أربعمائة: أربعٌ) منها، (ثم في كل مائة: شاةٌ) جَذِعَةٌ ضَأْنٍ لها سَنة، أو ثَنية معز لها سنتان. وما بين النّصَابيْنِ يُسمَّى وَقْصاً.
Untuk 40-121 (empat puluh sampai seratus dua satu) ekor kambing kewajiban zakatnya
adalah seekor kambing, untuk 121 -200 ekor kambing zakatnya dua ekor kambing, untuk 201- 300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing, untuk 400 ekor zakatnya 4 ekor kambing. Kemudian untuk setiap 100 ekor kambing zakatnya seekor kambing gibas berumur satu tahun atau seekor kambing jawa berumur dua tahun. Selisih diantara dua nishab adalah waqash (kemurahan).
ولا يُؤْخَذُ خيارٌ كحاملٍ ومُسَمَّنةٍ للأكل. ورُبى وهي حَديثةُ العهدِ بالنَّتاجِ بأن يمضي لها من ولادَتها نصفُ شهرٍ إلا برضا مالك.
Tidak boleh diambil sebagai zakat binatang yang
bagus, misalnya sedang hamil atau yang gemuk untuk dimakan dagingnya, juga binatang Rubba, yaitu baru saja beranak sekira baru melewati setengah bulan dari masa melahirkannya. Larangan tersebut mengecualikan bila atas kerelaan dari pemilikknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar